Kekurangan Air dan Terancam Infeksi, Korban Banjir Libya Juga Hadapi Risiko Ranjau Darat
kekurangan air dan terancam infeksi korban banjir libya juga hadapi risiko ranjau darat
Derna, MISTAR.ID
Korban yang rumahnya hanyut akibat banjir di Derna, kota timur Libya, pekan yang lalu, kini harus menghadapi dilema, apakah tetap bertahan dan menghadapi risiko infeksi atau mengungsi melintasi kaswasan ranjau darat yang sudah tergeser air bah.
Diketahui, ribuan orang tewas setelah dua bendungan di atas Derna jebol akibat terjangan badai pada 10 September lalu.
Akibatnya, blok hunian yang berada di tepi sungai yang biasanya kering mendadak terendam banjir di saat warga sedang tertidur pulas. Saat ini, banyak jenazah diduga telah hanyut ke laut.
Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) Sabtu (16/9/23) mengutip jumlah korban tewas dari Bulan Sabit Merah Libya, sebanyak 11.300 jiwa.
Baca Juga: Cerita Ibu Korban Selamat Usai Tenggelam di Kolam Renang Kali Wetan Simalungun
Namun, juru bicara Bulan Sabit Merah Libya tampaknya meragukan hal tersebut, mengatakan angka tersebut berubah dan Bulan Sabit Merah tidak bertanggungjawab dengan jumlah itu.
Juru bicara OCHA, Eri Kaneko, mengatakan sulit untuk mendapatkan angka pasti mengenai korban jiwa karena pencarian jenazah dan korban selamat masih berlanjut.
Ia menambahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejauh ini telah mengonfirmasi 3.922 kematian. Sementara Menteri Kesehatan pemerintah Libya Timur pada hari Minggu mengatakan jumlah korban jiwa sebanyak 3.283 orang.
Lebih dari 1.000 orang sudah dimakamkan dalam kuburan massal, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan kelompok kemanusiaan telah memperingatkan tentang praktik tersebut.
PREVIOUS ARTICLE
Kim Jong-un Dapat Hadiah Drone dan Rompi Antipeluru dari RusiaNEXT ARTICLE
BON & BENN