Sunday, January 19, 2025
logo-mistar
Union
INTERNATIONAL

Kebakaran Hutan, Kepala Badan Manajemen Darurat Maui Mundur Pasca Dikritik Terkait Sirene

journalist-avatar-top
By
Friday, August 18, 2023 16:56
4
kebakaran_hutan_kepala_badan_manajemen_darurat_maui_mundur_pasca_dikritik_terkait_sirene

kebakaran hutan kepala badan manajemen darurat maui mundur pasca dikritik terkait sirene

Indocafe

Hawaii, MISTAR.ID

Kepala Manajemen Darurat Maui Kepulauan Hawaii, Herman Andaya sudah mengundurkan diri sehari usai membela kegagalan agensinya mengaktifkan sistem alarm dalam kebakaran yang fatal pada minggu lalu.

Andaya yang sebelumnya tidak memiliki pengalaman dalam manajemen darurat, memakai alasan kesehatan untuk berhenti dari pekerjaannya.

Sejak saat itu, masyarakat Pulau Hawaii mengatakan, tanggap darurat yang lebih kuat pasti bisa menyelamatkan lebih banyak jiwa. Sebanyak 111 orang telah dinyatakan tewas dan ratusan masih hilang dalam peristiwa kebakaran itu.

Baca juga: Korban Kebakaran Hawaii Jadi 80 Orang, 1000 Bangunan Musnah

Sistem canggih Maui yang mencakup 80 sirene di sekitar pulau, diuji setiap bulan pertama dan nada 60 detiknya adalah bagian normal dari kehidupan di Lahaina. Tetapi pada saat kebakaran itu, sirene tidak berbunyi.

Pada Rabu (16/8/23), Andaya, bersikukuh tidak menyesali keputusan itu. Dirinya mengkhawatirkan, jika sirene yang paling sering dibunyikan untuk tsunami bakal membuat beberapa orang di Lahaina lari ke tempat yang lebih tinggi dan berpotensi ke jalur kobaran api yang bergerak cepat.

Namun di Lahaina, pada Kamis (17/8/23), tidak satu pun warga yang berbicara dengan BBC menerima penjelasan ini. Warga mengatakan, sirene pastinya akan memberikan peringatan penting adanya bahaya yang mendekat.

Saat kebakaran itu, banyak orang berada di rumah, tanpa listrik akibat angin kencang yang disebabkan Badai Dora. Peringatan teks yang dikirim dilewatkan banyak warga akibat kehilangan layanan servis.

Baca juga: Korban Tewas Akibat Kebakaran di Hawaii Bertambah Menjadi 67 Orang

“Sirene seharusnya dibunyikan, setidaknya akan mengingatkan beberapa orang yang terjebak di rumah mereka untuk keluar,” kata kata Sherlyn Pedroza (20).

Berkendara ke Lahaina pada Kamis (17/8/23) di sepanjang jalan raya Honoapiʻilani yang indah di Maui, tanda-tanda kehancuran kota perlahan-lahan terlihat.

Lampu lalu lintas menjadi gelap sekitar 5 mil dari pusat kota. Pihak militer dan polisi berpatroli di jalanan, serta menjaga pos pemeriksaan di sekitar daerah yang paling parah terkena dampak di kota bersejarah itu.

Mall yang dulunya ramai, lengkap dengan salon kuku, penata rambut dan toko es krim saat ini menjadi pusat operasi darurat maupun tempat parkir mobil dipenuhi tenda bantuan.

Baca juga: Kebakaran Hutan di Hawaii Merambat ke Wilayah Perkotaan, 53 Meninggal Dunia

Ronnia Pilapil (38), warga Lahaina membawa pakaian, beras dan tisu toilet untuk keluarganya kini tinggal di hotel terdekat.

Selasa lalu (8/8/23), Pilapil melihat rumah keluarganya seperti bungalo biru muda dengan halaman depan yang luas dilahap api. Dirinya tetap tinggal, mengirim istri dan putrinya berumur 9 tahun pergi, sementara dia mencoba memadamkan api sendiri memakai selang taman. Namun angin menjadi sangat kencang sehingga air mulai terbang kembali ke wajahnya.

Pilapil menoleh ke belakang dan ketika mencapai tempat yang lebih tinggi untuk melihat rumahnya hancur. Pilapil mengatakan, dia merasa beruntung masih hidup.

Ketika ditanya tentang kunjungan Presiden Amerika serikat (AS), Joe Biden, yang dijadwalkan pada Senin (21/8/23), sebagian besar warga  hanya mengangkat bahu.

Baca juga: Korban Tewas Akibat Kebakaran di Maui Bertambah Jadi 93 Orang

Mereka khawatir Biden dan rombongan bakal mengganggu operasi darurat yang sedang berlangsung. Warga lainnya seperti Pedroza berharap, kunjungan itu diadakan lebih awal.

Pasca 9 setelah bencana, banyak orang di Lahaina tampak fokus pada masa depan untuk membangun kembali rumah dan kota mereka. Ini terlepas dari waktunya banyak yang memperkirakan rekonstruksi akan memakan waktu beberapa tahun.

“Tidak ada yang berniat menjualnya. Kami ingin Lahaina kembali dan pasti akan mendapatkannya,” kata Pedroza.. (bbc/hm16)

 

 

 

 

 

 

journalist-avatar-bottomRedaktur Jansen Siahaan

RELATED ARTICLES