23.5 C
New York
Sunday, June 30, 2024

Israel Kecam Kasus Genosida di Pengadilan Tinggi PBB Tak Sesuai Fakta

Den Haag, MISTAR.ID

Kasus genosida yang dilakukan Afrika Selatan (Afsel) menuai kecaman dari Israel di hadapan Pengadilan Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada Jumat (17/5/24).

Afsel mendesak hakim agar menginstruksikan gencatan senjata di Gaza, sebab perang yang telah berlangsung kurun 7 bulan lebih. Hanya Israel justru menggambarkannya kasus itu semuanya tak berdasarkan kenyataan.

Salah seorang pengacara terkenal Israel, Gilad Noam, menggambarkan perkara Afsel sebuah hinaan bagi Konvensi Genosida PBB yang dituding sudah dilanggar.

Baca juga:Serangan Israel ke Gaza Tewaskan 100 Akademisi

“Afsel menghadirkan gambaran ada pengadilan untuk keempat kalinya yang sama sekali tak berdasarkan fakta dan kondisi,” ungkap Noam kepada Mahkamah Internasional (ICJ).

Sementara Afsel sudah mendesak ICJ untuk memerintahkan penghentian serbuan Israel terhadap kota Rafah di Gaza, di mana menurut Zinos merupakan kunci untuk memusnahkan Hamas.

Hanya Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu menuturkan, serangan darat di Rafah merupakan bagian krusial dari misi tentara untuk melenyapkan Hamas dan mencegah terulangnya serbuan 7 Oktober 2023.

“Peperangan di Rafah begitu penting. Itu bukan hanya sisa batalyon mereka. Ini juga ibarat saluran oksigen bagi mereka untuk kabur dan memberikan pasokan,” paparnya dikutip dari AFP, pada Kamis (16/5/24).

Baca juga:Israel Kian Ganas, Kota Rafah Berada di Ujung Tanduk

Netanyahu memerintahkan serangan Rafah, berlawanan dengan peringatan Amerika Serikat (AS) jika lebih dari 1 juta warga sipil yang berlindung di sana dapat terjebak dalam kontak senjata.

Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Yoav Gallant mengatakan, operasi di Rafah akan diteruskan sejalan dengan pasukan tambahan memasuki daerah tersebut.

Noam mengatakan kepada pengadilan tinggi PBB, jika Israel sangat menyadari berjibunnya warga sipil yang terkonsentrasi di Rafah. Israel juga memahami usaha Hamas untuk memakai warga sipil Palestina menjadi tameng.

Dirinya menegaskan, tidak ada serangan berskala besar di Rafah, tetapi operasi spesifik dan lokal yang dimulai dengan upaya evakuasi dan dukungan demi kegiatan kemanusiaan. (kcm/hm16)

Related Articles

Latest Articles