14 C
New York
Monday, October 28, 2024

Ini Prediksi Akhir Corona Versi Singapura

Singapura, MISTAR.ID

Singapura memprediksi Indonesia bebas corona mulai Juni 2020. Laboratorium Inovasi Berbasis Data dari Universitas Teknologi dan Desain Singapura (DDI SUTD) mencoba menjawab akhir pandemi ini.

Negara-negara lain cenderung lebih awal mengakhiri Covid-19 di tempatnya masing-masing. Mereka menghitung perkiraan berakhirnya Covid-19 di 131 negara, Indonesia termasuk salah satunya.

Berdasarkan pembaharuan data per 26 April 2020, Indonesia diprediksi mencapai titik balik dari puncak Corona pada 20 April 2020. Dengan kata lain bila prediksi ini benar, maka Indonesia saat ini sudah melalui puncak Corona dengan 450 kasus baru dalam satu hari.

Covid-19 mulai berakhir 97% di Indonesia pada 7 Juni, berakhir 99% pada 24 Juni, dan berakhir 100% pada 7 September 2020.

Negara lain rata-rata sedikit lebih cepat ketimbang Indonesia. Ambil contoh, negara-negara tetangga Asia Tenggara. Singapura sendiri akan selesai melalui puncak Corona pada 5 Mei, atau lebih belakangan ketimbang selesainya puncak Corona di Indonesia.

Corona di Singapura bakal berakhir 97% pada 4 Juni, berakhir 99% pada 14 Juni, dan berakhir 100% pada 8 Agustus 2020.

Dilansir dari Bloomberg dan The Star, hari ini, total kasus Covid-19 di Singapura semakin bertambah dan telah melampaui 13 ribu kasus. Saat ini, Singapura tercatat sebagai negara dengan total kasus terbanyak di Asia, setelah dua negara paling padat penduduk di dunia, China dan India.

Kembali ke hasil hitung-hitungan DDI SUTD, Malaysia diprediksi melewati puncak Corona pada 31 Maret kemarin, Covid-19 mulai berakhir 97% pada 7 Mei nanti, berakhir 99% mulai 19 Mei, dan selesai 100% pada 6 Juli 2020.

Thailand melewati masa puncak Corona pada 28 Maret, wabah ini mulai berakhir 97% di Negeri Gajah Putih pada 26 April 2020, berakhir 99% pada 7 Mei 2020, dan selesai 100% pada 12 Juni 2020.

Vietnam, negara yang selama ini dipandang sukses mengatasi Covid-19, melewati masa puncak wabah pada 25 Maret. Wabah berakhir 97% pada 19 April, berakhir 99% pada 30 April, dan rampung 100% pada 15 Mei 2020.

Bagaimana dengan negara-negara yang selama ini mengalami situasi sangat parah? China misalnya, negeri asal pandemi ini diprediksi melewati puncak Corona pada 8 Februari lalu. Mereka mengakhiri 97% wabah ini pada 30 Mei, wabah berakhir 99% pada 4 Maret, dan selesai 100% pada 9 April 2020, alias diprediksi sudah selesai oleh DDI SUTD.

Menurut berita, pasien terakhir keluar dari Wuhan Chest Hospital adalah seorang pria berusia 77 tahun bermarga Ding. Ia sudah dua kali dites negatif untuk SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19. Data ini dirilis pada hari Minggu (26/4/20) kemarin.

Di hitungan DDI SUTD, Italia melewati puncak Corona pada 29 Maret kemarin. Kasus Corona di Italia akan selesai 97% pada 8 Mei nanti, selesai 99% pada 1 Mei nanti, dan selesai 100% pada 25 Agustus 2020.

Amerika Serikat (AS) diprediksi melewati puncak Corona pada 10 April kemarin. Kasus Corona di AS akan selesai 97% pada 12 Mei nanti, selesai 99% pada 24 Mei nanti, dan kelar 100% di Negeri Paman Sam pada 27 Agustus 2020.

Di Iran, virus Corona diprediksi melewati masa puncak pada 1 April kemarin. Kasus Corona di Negeri Mullah ini selesai 97% pada 20 Mei nanti, selesai 99% pada 9 Juni nanti, dan bersih 100% dari Iran pada 22 Oktober 2020 nanti.

Di seluruh dunia, DDI SUTD memprediksi pandemi ini melewati masa puncaknya pada 11 April kemarin, dengan kata lain dunia sudah melewati masa puncak Covid-19. Pandemi ini akan selesai 97% pada 30 Mei, dan selesai 99% pada 17 Juni secara rata-rata di seluruh dunia.

Akhirnya, seluruh dunia terbebas 100% dari pandemi Covid-19 pada 9 Desember 2020 nanti. Dengan kata lain, dunia akan bebas Corona pada akhir tahun 2020. Begitulah prediksi DDI SUTD.

Mereka membuat prediksi ini berdasarkan data yang terus diperbaharui, terakhir pada 26 April 2020. Metode yang digunakan adalah model SIR, atau susceptible (rentan), infected (tertular), recovered (sembuh), diterapkan untuk memperkirakan kurva siklus hidup pandemi virus Corona ini.
Mereka menerapkan kode-kode dari Milan Batista, ilmuwan dari Universitas Ljubljana, Slovenia. Juga, mereka memanfaatkan data dari situs Our World in Data. Untuk memahami metodenya, sila buka tautan ini.

Namun demikian, Laboratorium Inovasi Berbasis Data SUTD ini memperingatkan bahwa penelitian yang mereka tampilkan di situs itu hanya bertujuan untuk pendidikan dan riset, serta bisa jadi memuat kesalahan (eror).

Sumber : Detik
Editor : Mahadi

Related Articles

Latest Articles