Aksi yang digelar di Polda tak lepas dari aksi teatrikal mereka yang memberikan sebuah bentuk penghargaan berupa cinderamata dan piala.
Dikatakan Sofyan, pemberian cinderamata dan piala merupakan bentuk dari kekecewaan dan juga keresahan dari guru honorer kepada Polda yang sudah 10 bulan belum mampu menahan 5 tersangka.
“Bukan tanpa alasan, perjuangan panjang para guru hingga 10 bulan harus dinodai dengan proses penyidikan yang bermasalah dan tanpa kepastian hukum serta memberikan private (keistimewaan) kepada para tersangka,” terang Sofyan.
Baca juga : Seleksi PPPK, Pungli dan Manipulasi Marak di Berbagai Daerah
Sofyan mengatakan dampak tidak ditahannya para tersangka saat ini disebutnya mampu mengakibatkan terintimidasi nya para guru honorer.
Bahkan mereka kecewa, seorang guru yang mengungkap kecurangan dan dugaan tindak pidana korupsi PPPK Langkat ini justru dilaporkan dengan tuduhan yang tidak berdasar hukum.
Untuk itu, sebagai bentuk kritik keras dan kekecewaan para guru terhadap kinerja Polda Sumut dalam melakukan penegakan hukum kasus PPPK Langkat.
“Para guru memberikan awards kepada Polda Sumut sebagai Polda terbaik karena tidak melakukan penahanan terhadap 5 tersangka korupsi,” tandasnya. (matius/hm18)
