18.2 C
New York
Saturday, June 29, 2024

Dokter Forensik: Terlalu Lama Kematian 2 Pria di Bahkora Tidak Terungkap

“Sempat masuk (ke ruang Forensik), dan sempat kita lihat (mayatnya).  Ada beberapa luka di tubuh. Tapi karena tidak ada permintaan dari polisi, kita tidak melakukan dokumentasi (pemeriksaan),” ujarnya.

Pada kesempatan ini, dr Reinhard mengatakan tidak mengerti apa alasan pihak Polres Pematangsiantar memindahkan jenazah tersebut ke RS Bhayangkara Medan.

“Mereka (penyidik Polres Pematangsiantar) yang mengarahkan (ke Medan). Itu memang kewenangan penyelidikan dan penyidikan dari kepolisian. Tapi yang jadi pertanyaanya kita, kenapa semua dibawa ke Bhayangkara, sementara kita yang dekat ada,” ucapnya.

Secara keilmuan, ia memastikan timnya memiliki keahlian untuk melakukan otopsi sesuai kebutuhan penyelidikan yang dilakukan polisi.

“Kalau dibilang tidak percaya sama kita (hasil kerja), itu harus dibuktikan, dan kalau sampai dikatakan tidak percaya, menurutku itu cukup naif, dan itu harus dibuktikan. Sementara kita sendiri sudah melakukan otopsi untuk ratusan jenazah selama puluhan tahun,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, dr Reinhard berpandangan bahwa tindakan pihak Polres Pematangsiantar membawa jenazah ke RS Bhayangkara tidak lepas dari anggaran. Untuk itu, ia menyarankan agar Polres Pematangsiantar berkoordinasi dengan Pemerintah Kota (Pemko) Pematangsiantar.

“Saran dari kita, penyelidikan seperti ini tidak ada salahnya menggunakan ahli forensik yang independen seperti kita. Kalau bicara biaya, tentunya bisa dikomunikasikan dengan pemerintah daerah,” ujarnya.

Baca juga:Penyebab Kematian 2 Remaja asal Asahan Belum Diketahui, Polres Siantar Tunggu Hasil Autopsi

Dijelaskan, bahwa sesuai Undang-Undang Kesehatan Nomor 17 Tahun 2003, dan Permenkes Nomor 38 Tahun 2022, pemerintah daerah diperbolehkan untuk mengeluarkan anggaran yang dibutuhkan.

“Saran kita begitu supaya proses penyelidikan cepat, dan keluarga korban pun bisa dekat untuk melihatnya,” terangnya.

Sebagai informasi, kedua korban ditemukan tak bernyawa di aliran irigasi Bahkora, Kelurahan Marimbun, Kecamatan Siantar Marimbun, Minggu (26/5/2024). Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, keduanya disebut mendapat penganiayaan dari sekelompok pemotor yang membawa senjata tajam (sajam).

MH (15), salah seorang dari rekan kedua korban selamat dari peristiwa tragis tersebut. Dirinya selamat berkat pelariannya dengan menarik tali tuas gas sepeda motor miliknya guna terhindar dari amukan para terduga pelaku. (roland/jonatan/patiar)

Related Articles

Latest Articles