10.9 C
New York
Sunday, May 12, 2024

Diduga Gara-gara Ditagih Bayar Angsuran, Seorang Warga Desa Sei Rampah Pingsan 

Sergai, MISTAR.ID

Nasib malang dialami Salma, salah seorang warga dari Dusun 8 Kampung Pelintahan, Desa Sei Rampah, Kecamatan Sei Rampah. Dirinya terpaksa terbaring di rumahnya, setelah sebelumnya diduga merasa tertekan saat ditagih pembayaran angsuran oleh petugas PT. Amartha Mikro Fintek.

Menurut Riza anak kandung Salma,  pada Kamis (22/12/2022), di kediamannya di Dusun 8 Kampung Pelintahan, mengatakan bahwa ibunya Salma sakit akibat diduga merasa tertekan oleh sikap petugas PT. Amartha yang berinisial P, saat melakukan penagihan.

Riza menjelaskan, pada Selasa (20/12/22), petugas Amartha berinisial P datang ke rumahnya untuk melakukan penagihan atas pinjaman Salma yang tak lain adalah Ibu kandungnya. Menurut Riza, pada saat itu ibunya yang mengalami sakit lemah jantung, diduga merasa tidak terima atas perkataan P tersebut.

Baca Juga:Kapolsek Medan Timur Gendong Lansia Pingsan ke Rumah Sakit

“Pada Selasa (20/12) kemarin, seorang petugas Amartha berinisial P datang untuk menagih pembayaran setiap minggu atas pinjaman ibu saya, tapi karena kami mengalami musibah banjir dari sejak bulan November lalu, jadi ibu saya tak punya uang karena bapak saya tak bisa bekerja seperti biasanya, hingga tak bisa membayar tagihan itu,” ucap Riza.

Menurut Riza anak kandung Salma tersebut, sempat terjadi percakapan antara P dan Salma. Dan dalam percakapan itu diduga Salma merasa tertekan, hingga Salma emosi dan akhirnya langsung pingsan hingga tidak sadarkan diri.

“Sebelumnya terjadi percakapan antara ibu saya dan P, dan saya mendengar ibu saya disuruh melunasi utangnya. Bukan itu saja, akan tetapi petugas juga mengatakan ibu saya ingin kabur. Merasa tidak terima dengan ucapan petugas itu, ibu saya langsung emosi dan berteriak. Karena ada penyakit lemah jantungnya, dia langsung pingsan akibat emosinya itu,” ucap Riza lagi.

Baca Juga:Mahasiswi Nommensen Pingsan Saat Unjuk Rasa Tolak Kenaikan BBM di Siantar

Sementara itu, Jepriza yang merupakan suami dari Salma, merasa tidak terima atas kejadian yang menimpa istrinya tersebut. Dia minta pertanggungjawaban dari pihak  PT. Amartha.

Jepriza yang biasa di sapa Jepri tersebut menceritakan tentang petugas Amartha yang diduga seolah olah tidak punya hati terhadap nasabah yang lagi mendapat musibah banjir.

“Kami bukan tidak mau membayar, tapi sejak bulan November 2022 lalu kami mengalami musibah banjir, akses jalan putus hingga saya tidak bisa berjualan, kok petugas Amartha datang terus melakukan penagihan, masak tidak ada dispensasi dari Amartha. Hampir satu bulan lebih saya tidak berjualan akibat banjir pertama dan banjir kedua.Jangankan untuk membayar utang, untuk makan saja kami sudah payah. Saya minta petugas Amartha punya hati, tolonglah pertanggungjawabkan istri saya yang sedang sakit,” ucap Jepriza yang terlihat kesal.

Saat dikonfirmasi Kepala Cabang PT. Amartha Mikro Pintek yang membawahi 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Sei Rampah, Kecamatan Teluk Mengkudu dan Kecamatan Tanjung Beringin, Audi Putri Fahmi, Kamis (22/12/2022), di kantornya mengatakan, pada saat kejadian tersebut dia baru pulang dari Medan, karena dihari itu dia tidak masuk kantor.

Baca Juga:Demo BBM di Makassar Ricuh, 2 Mahasiswi Pingsan Hirup Pembakaran Asap Ban

“Itu kejadiannya Selasa ya, hari itu saya tidak masuk kantor, saya baru pulang sorenya. Dan saya dapat telepon dari P yang mengatakan bahwa dia lagi dikonfirmasi wartawan. P mengatakan bahwa pada saat menagih ibu Salma, ibu Salmanya pingsan, jadi ada wartawan, saya lagi diwawancarai,” ucap Audi menirukan ucapan P.

Lebih lanjut Audi menuturkan, pada banjir yang terjadi tersebut, pihaknya sempat melakukan peninjauan ke rumah nasabahnya dan tidak melakukan pengutipan angsuran seperti biasanya. Dalam peninjauan tersebut hanya melihat seberapa parah banjir yang terjadi, sekaligus mengambil dokumentasi banjir.

Di kesempatan itu Audi mendengarkan permintaan nasabah yang meminta pengajuan libur pembayaran karena terjadi banjir dan ia pun menjawab akan menyampaikan usulan tersebut.

Audi juga mengungkap kalau pada banjir kali ini sudah ada pemberian libur pembayaran secara resmi dari kantor, namun secara resmi kita sampaikan ke nasabah belum ada.

Sebelumnya P, saat kejadian tersebut pada Selasa (20/12/2022), sempat dikonfirmasi wartawan. Ia mengatakan tidak ada berkata kasar, hanya menagih dengan bagus-bagus.

“Saya baru datang sampai depan pintu, dibilang bu Salma dia tidak ada uang, dan saya tidak ada ngomong kasar atau ngomong kuat. Saya datang bagus-bagus masuk rumahnya, dibilang bu Salma lagi dirinya tidak punya uang. Ibu Salma ini sudah ada tunggakan empat minggu nih, sama hitungan banjir. Banjir kemarin pun tidak kami paksakan bayar,” ucap P. (boby/hm01)

 

 

Related Articles

Latest Articles