Beberapa Pak Ogah lainnya mengaku, mereka hanya menginginkan keikhlasan dari si pemberi. Mereka tidak pernah ingin memaksa.
Pro dan Kontra Pak Ogah, Niat Membantu atau Hanya Butuh Uang?
Kejadian yang menimpa Ahmad Firdaus menjadi perbincangan hangat di publik. Banyak dari masyarakat menanggapinya secara positif dan juga sebaliknya.
Terkait masalah ini, Mistar.id mencoba mewawancarai beberapa pengendara roda dua, empat hingga roda enam di Kota Medan, Sabtu (4/11/23) siang.
Banyak dari mereka menyebut hadirnya Pak Ogah terkadang memang membuat jengkel. Dan juga terkadang terbilang cukup membantu untuk mengurai kemacetan.
“Kalau aku rasa cukup membantu ya bang. Kan banyak juga kendaraan ini main terobos, jadi setelah ada mereka bisa lah membantu,” ujar Rani (20) seorang pengendara sepeda motor.
Baca Juga:Â Jelang Pemilu 2024, Bobby Nasution Ajak Semua Jaga Kekondusifan Kota Medan
Senada dengan Rani, Supratman (48) seorang sopir truk tangki, mengatakan, kehadiran Pak Ogah sangat membantu baginya. Di mana bisa mengatur lalu lintas sehingga tidak terjadi macet panjang.
“Kadang kan pengendara ini main masuk aja. Dah tau kita truk ini mau muter, eh malah masuk lagi. Kan kalau truknya makin lama di situ makin macet. Makanya dikasi jalan dulu,” ujarnya.
Berbeda keduanya, pengendara lainnya Bayu (25) menyebut Pak Ogah lah yang terkadang bikin macet dan menyebabkan tidak tertib berlalulintas. Pak Ogah ini, menurut Bayu, bisa sesuka hati memutarbalik kendaraan meskipun lawan arah.
“Muak juga terkadang, cuma gara-gara mereka dapat dua ribu perak. Mereka maksa kendaraan lain berhenti untuk dapat uang,” tandas Bayu. (Matius/hm22)