9.9 C
New York
Thursday, October 10, 2024

Wall Street Menghijau, Indeks S&P 500 dan Dow Jones Cetak Rekor Tertinggi

Keuntungan yang terjadi pada Rabu masih diiringi kekhawatiran terkait kemungkinan perang yang lebih luas di Timur Tengah dan kinerja pasar Cina yang mengecewakan.

Hal itu karena investor mulai mengambil keuntungan dari reli yang dipicu oleh stimulus baru-baru ini.  Bursa saham Shenzhen, Cina mengalami hari terburuk sejak 1997, dengan iShares China Large-Cap ETF (FXI) turun lebih dari 1%.

Saham Alphabet juga melemah 1,5% setelah muncul kabar bahwa Departemen Kehakiman AS (DOJ) yang tengah mempertimbangkan kemungkinan pemisahan perusahaan. Sedangkan di bursa Wall Street, sesi yang kuat didorong oleh kenaikan saham teknologi dan penurunan harga minyak.

Melihat pergerakan tersebut, investor optimistis bahwa The Fed dapat mengelola perekonomian dengan baik, terutama setelah laporan pekerjaan minggu lalu menunjukkan kekuatan pasar tenaga kerja yang berkelanjutan.

Baca juga : Investor Lepas Saham Teknologi Bikin Wall Street Nyungsep

Analis Vital Knowledge, Adam Crisafulli menjelaskan, pasar saat ini terpengaruh oleh dua kekuatan yang saling tarik-menarik. Di satu sisi, ada dorongan dari stimulus, penurunan inflasi, pertumbuhan ekonomi yang kuat, dan kinerja perusahaan yang baik.

Di sisi lain, ada tekanan dari valuasi yang tinggi. Akibatnya, indeks S&P 500 (SPX) tetap bergerak dalam pola harga yang relatif datar. Meski tren naik tetap ada, Crisafulli mengingatkan bahwa pasar bisa mengalami volatilitas tambahan.

Hal itu terutama di bulan ini yang secara historis merupakan periode paling tidak stabil dalam setahun, apalagi menjelang pemilihan presiden AS. Investor saat ini menantikan data indeks harga konsumen (CPI) dan produsen (PPI) untuk bulan September yang akan dirilis pada Kamis dan Jumat.

Musim laporan keuangan juga akan dimulai pada Jumat, dengan bank besar seperti JPMorgan Chase dan Wells Fargo yang akan merilis kinerjanya. (katadata/hm18)

Related Articles

Latest Articles