“Semakin besar permintaan masyarakat terkait paylater semakin banyak juga bermunculan perusahaan terkait paylater,” ungkapnya.
Peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam hal ini, lanjut Firza, adalah sebagai pengontrol perusahaan start up untuk melihat kelayakan mereka memberikan dana kepada masyarakat.
Terkait penggunaan paylater, menurutnya, semua tergantung kepada masing-masing pengguna itu sendiri, agar tidak menimbulkan masalah dikemudian hari.
“Yang bisa mengurangi penggunaan paylater adalah diri sendiri. Karena yang mengetahui kebutuhan dan keinginan adalah diri sendiri. Mengatasinya harus berdasarkan kesadaran manusia itu sendiri,” tambahnya.
Baca juga : Kecanduan Hutang Dulu, Ini Bahaya Paylater di Era Digitalisasi
Terpisah, salah seorang pengguna paylater, Shefira Ayu Ningrum (23), mengatakan ia sering menggunakan paylater untuk membayar tagihan listrik dan air.
“Pakai paylater karena saat itu gak punya uang, jadi pakai paylater dulu, tapi nanti dibayar,” ungkapnya.
Ia berpendapat paylater cukup membantu dalam memenuhi kebutuhan. Pengguna lainnya, Titik Layli Hirwiza (23) juga mengakui paylater sangat membantu untuk memenuhi kebutuhannya.
“Saya biasanya menggunakan paylater untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari. Menurut saya paylater juga sangat membantu saya ketika tidak punya uang,” tambahnya. (amita/hm18)
