Medan, MISTAR.ID
Pada perdagangan hari ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah menunjukkan pergerakan yang menarik perhatian. IHSG terpantau melemah sepanjang sesi perdagangan, sementara rupiah mengalami fluktuasi yang cukup signifikan.
Rupiah sempat menguat hingga mencapai level Rp15.080 per US Dollar, namun kemudian berbalik melemah ke level Rp15.165, sebelum akhirnya ditutup menguat di level Rp15.120 per US Dollar.
Pergerakan rupiah yang cukup volatile ini terjadi di tengah pergerakan US Dollar yang cenderung sideways terhadap mata uang di Asia. Penguatan rupiah ini ternyata memiliki dampak yang beragam.
Pengamat ekonomi dari Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Gunawan Benjamin mengatakan, penguatan rupiah akan membuat nilai mata uang asing menjadi berkurang nilainya terhadap rupiah. Sehingga penguatan rupiah akan membuat valuta asing yang masuk ke tanah air menjadi lebih murah.
Baca Juga : Rupiah Sore Ini Melemah di Level 15.195 per US Dolar
Kondisi ini termasuk juga dengan transferan pekerja luar negeri yang mengalami penurunan jika dikonversi ke rupiah. Jadi sekali pun uang yang dikirim jumlahnya tetap, sudah pasti nilainya berkurang saat dikonversi di tanah air.
“Jadi memang saat rupiah menguat, para pekerja di luar negeri akan mengalami kerugian saat kekayaan atau pendapatan mereka dibawa pulang. Namun dengan penguatan rupiah saat ini, sebenarnya rupiah tidak lagi memiliki potensi menguat lebih jauh. Rupiah berpeluang menguat terbatas nantinya. Estimasi saya di kisaran Rp 14.800 hingga Rp 15.000 per US Dollar,” katanya, Jumat (27/9/24).
Dikatakan Gunawan, selain pendapatan dalam mata uang asing yang mengalami pelemahan saat dikonversi, kinerja ekspor juga cenderung menurun. “Ini diakibatkan juga pendapatan yang cenderung turun karena penguatan rupiah itu sendiri. Sehingga di saat rupiah menguat, tidak semua pihak akan diuntungkan dengan penguatan tersebut,” sambungnya. (susan/hm24)