4.3 C
New York
Saturday, January 11, 2025

Manfaatkan Peluang Wirausaha Merdeka, Mahasiswa UMSU Ciptakan Batik Chuntik

Medan, MISTAR.ID

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) menciptakan brand fashion baru bernama Chuntik. Karya ini mengangkat kekayaan budaya Indonesia, khususnya batik, dengan sentuhan modern yang unik.

Selain itu, kelompok mahasiswa Kelas B Industri Kreatif ini berhasil menciptakan berbagai produk menarik seperti batik cap, batik eco print, chunky bag, hingga outer batik melalui program Wirausaha Merdeka (WMK).

Mulyani (19) selaku ketua kelompok menjelaskan, pemilihan batik sebagai bahan utama melihat potensi pasar yang besar.

Baca juga;Dorong Indonesia Jadi Negara Maju Diperlukan 800 Ribu Wirausaha Baru

“Perpaduan antara batik tradisional dan desain fashion kekinian membuat produk kami memiliki nilai jual yang tinggi. Kami yakin, Chuntik dapat bersaing di pasar fashion yang semakin kompetitif,” katanya saat ditemui di Jalan Muchtar Basri, Kecamatan Medan Timur, Sabtu (23/11/24).

Perjalanan membangun brand dengan nama Chuntik, menurut Mulyani, bukanlah pekerjaan mudah. Persaingan pasar yang ketat dan kurangnya pengetahuan di bidang tertentu menjadi tantangan utama mereka.

“Walaupun brand ini baru rilis, tapi kami tetap siap memasarkan produk kami dengan harga yang bersahabat. Kami juga mengatasi hal ini dengan terus belajar dan mengembangkan diri. Dukungan dari kampus juga sangat berarti, terutama dalam hal fasilitas dan mentoring,” ungkapnya.

Baca juga:Gelar Pensi dan P5 Kewirausahaan, SMAN 2 Medan Angkat Tema UMKM Jajanan Tradisional

Damayanti (19), sebagai anggota divisi pemasaran, juga mengungkapkan salah satu kendala mereka adalah kesulitan menjangkau target pasar dan persaingan harga.

“Untuk mengatasi hal ini, kami gencar melakukan promosi di berbagai platform media sosial dan marketplace. Selain itu, kami juga terus berinovasi untuk menciptakan produk yang berbeda dari kompetitor,” jelasnya.

Ia juga mengatakan program ini berhasil menghilangkan ketakutan akan kegagalan.

“Kami diajarkan bahwa kegagalan adalah bagian dari proses. Yang penting adalah kita terus berusaha dan belajar dari kesalahan,” pungkasnya. (ari/hm17)

Related Articles

Latest Articles