18.1 C
New York
Tuesday, October 1, 2024

Jokowi dapat Tamparan Keras Lagi, Manufaktur RI Terburuk Sejak Pandemi

Jakarta, MISTAR.ID

Aktivitas manufaktur Indonesia kembali mengalami kontraksi pada September 2024, memperpanjang koreksi menjadi tiga bulan berturut-turut. Data dari Purchasing Managers’ Index (PMI) yang dirilis S&P Global menunjukkan PMI manufaktur Indonesia turun menjadi 49,2, lebih rendah dari 48,9 pada Agustus dan 49,3 pada Juli.

Kontraksi ini mencerminkan kondisi yang sangat buruk bagi sektor manufaktur RI, mengingat terakhir kali mengalami tiga bulan berturut-turut adalah pada awal pandemi Covid-19 pada 2020. PMI di bawah angka 50 menunjukkan bahwa sektor ini berada dalam fase kontraksi, bukan ekspansi.

S&P Global menyatakan bahwa kontraksi ini dipicu oleh turunnya permintaan, baik domestik maupun internasional, yang menyebabkan peningkatan stok barang di gudang. Perusahaan mengurangi aktivitas pembelian sebagai respons terhadap melemahnya permintaan pasar.

Baca Juga : Kinerja Manufaktur AS Terkontraksi, IHSG dan Rupiah Lanjutkan Penguatan

Paul Smith, Direktur Ekonomi di S&P, menjelaskan bahwa lesunya permintaan dari luar negeri, seiring dengan perlambatan ekonomi global, sangat mempengaruhi penjualan. Permintaan ekspor tercatat turun selama tujuh bulan berturut-turut, mencapai level terendah sejak November 2022.

“Meskipun inflasi melandai, biaya input barang meningkat akibat nilai tukar yang tidak menguntungkan,” ujar Paul dalam website mereka.

Sektor manufaktur Indonesia kini menghadapi tantangan berat, dan kontraksi ini menjadi catatan buruk bagi pemerintahan Presiden Joko Widodo menjelang masa transisi kepemimpinan. Kepercayaan bisnis, meskipun meningkat, masih harus menghadapi banyak kendala dalam jangka pendek. (mtr/hm24)

Syahrial Siregar
Syahrial Siregar
Alumni STIK-P Medan. Menjadi jurnalis sejak 2008 dan sekarang redaktur untuk portal mistar.id

Related Articles

Latest Articles