23 C
New York
Friday, July 5, 2024

Inflasi AS Masih Tinggi, Waspadai Potensi Koreksi Pasar Keuangan

Medan, MISTAR.ID

Rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) tadi malam menunjukan kenaikan untuk inflasi bulanan sebesar 0,4%, dan inflasi tahunan juga naik sebesar 3.7%. Artinya realisasi inflasi AS tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan ekspektasi sebelumnya, dimana inflasi bulanan akan merealisasikan angka sebesar 0,4% dan tahunan sebesar 3,6%.

Hal ini menurut Analis Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin menunjukan bahwa AS bisa saja tetap bersikap hawkish nantinya.

Meskipun dalam FOMC minutes sebelumnya pelaku pasar menerjemahkan bahwa bank Sentral AS bisa saja hanya menaikkan bunga acuan sekali lagi.

“Ekspektasi tersebut sempat mendapatkan respon positif dari pelaku pasar, dimana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Rupiah pada perdagangan sebelumnya menguat. Namun situasi di akhir pekan saat ini sangat berbeda,” katanya, Jumat (13/10/23).

Baca juga: Tingginya Inflasi, IMF Potong Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia di 2024

Disebutkannya, pelaku pasar akan kembali melihat perkembangan geopolitik sebagai salah satu alasan kuat dalam menentukan kebijakan investasinya. Mengingat dengan rilis data inflasi AS, sikap The FED bisa saja berubah nanti dengan kembali bernada hawkish, dengan potensi kenaikan bunga acuan yang bisa lebih dari 1 kali lagi.

Ditambah situasi geopolitik di Timur Tengah akan menjadi fokus perhatian selanjutnya, khususnya terkait dengan perubahan harga komoditas energi maupun situasi ekonomi secara menyeluruh.

“Ke depan pelaku pasar akan menilai bahwa pengendalian inflasi tidak bisa sesuai dengan target yang diharapkan. Dan inflasi akan semakin sulit jika konflik di Timur Tengah terus memanas, dan memicu kenaikan harga energi. Terlebih AS telah mengancam Iran dengan kemungkinan menutup akses ekspor gas Iran. Ancaman tersebut dikeluarkan seiring dengan meningkatnya eskalasi konflik Palestina-Israel,” jelasnya.

Related Articles

Latest Articles