Pematangsiantar, MISTAR.ID
Menjelang akhir tahun 2021, sejumlah harga kebutuhan pangan terus merangkak naik. Di antaranya telur ayam, saat ini harganya berkisar Rp1.900 per butir. Beberapa pembuat kue kering musiman mengeluhkan harga bahan baku produksi, terutama telur dan minyak goreng naik tajam sejak menjelang perayaan Natal 2021 hingga menyambut Tahun Baru 2022.
Salah satu pebisnis kue kering yang cukup dikenal di Kota Pematangsiantar yakni Sena mengatakan untuk pesanan kue kering menjelang Tahun Baru 2022, pihaknya harus membatasi karena membutuhkan telur yang lumayan banyak, sedangkan harga telur sudah di atas normal saat ini.
“Biasanya, kami masih buka orderan bagi siapapun yang ingin pesan kue buat Tahun Baru. Tapi harga-harga sudah pada naik, apalagi telur, harganya sudah mahal, jadi kami tidak mau terima pesanan kue lagi,” kata pengusaha kue kering yang beralamat di Jalan Langkat Kota Pematangsiantar, Selasa (28/12/21).
Baca juga: Permintaan Kue Kering di Medan Meningkat
Sena menuturkan, dibandingkan tahun kemarin saat pandemi mulai mewabah di Kota Pematangsiantar, pesanan kue kering tahun ini sudah mulai pulih. Hal itu terlihat dengan banyaknya pesanan kue kering dari jauh hati sebelum Natal.
Bisnis kue kering memang menarik dan menguntungkan, kata wanita yang sudah memulai usaha kue keringnya dari 20 tahun lalu ini. Sebelum pandemi terjadi, usahanya bisa menjual kue kering 12.000 hingga 15.000 kilogram. Sedangkan tahun ini hampir mencapai 10.000 kilogram.
“Tahun lalu saat pandemi terjadi hanya bisa terjual 4.000 kilogram saja. Berharap tahun ini sepertinya bisa pulih seperti dulu, tapi terpaksa terhenti akibat harga telur yang naik tajam,” terang Sena dengan nada kecewa. Hal serupa juga dialami seorang penjual tangan kedua (reseller) Tina Sinaga. Dia mengatakan penjualan kue keringnya harus terhenti akibat stok terbatas dari produsennya.
“Ada beberapa macam kue kering yang peminatnya banyak, seperti nastar, bangkit, lidah kucing, putri salju, serta kue bawang. Tapi, karena ga diproduksi lagi oleh pembuat kue dari sananya, terpaksa jualan kuenya terhenti sampai di sini (sebelum tahun baru,red),”jelas Tina yang cuma bisa menjual kurang dari 100 kilogram saja untuk tahun ini.
Baca juga: Bergerak Dibidang Kue Kering, Omset Pelaku UMKM Alami Peningkatan
Tina berasumsi, bahwa banyaknya kegiatan di masyarakat mengakibatkan orderan semakin meningkat. Hanya saja di tengah kenaikan pesanan, ujar dia, untung yang diperoleh tipis karena harga bahan baku kue yang berlomba-lomba naik saat Natal dan jelang Tahun Baru.
“Tahun lalu hanya sanggup 50 kilogram saja. Tahun ini stok dibatasi dari produsennya sebab mahalnya sejumlah bahan produksi. Untuk itu, kami berharap pemerintah segera menurunkan harga kebutuhan pangan supaya tidak membebani masyarakat. Kalau bisa ada operasi pasarlah dari pemerintah,” harap Tina. (yetty/hm09)