“Pernah paling tinggi Rp750.000 per karung. Sekarang turun hampir setiap minggu,” ujarnya kepada Mistar.id, Selasa (16/7/24).
Turunnya harga kedelai ini disambut gembira para pengrajin atau produsen tahu tempe. Sehingga tingkat daya beli pemesanan kedelai sebagai bahan dasar pembuatan tahu tempe juga ikut meningkat.
Ia mengatakan kedelai pun mudah diperoleh, bahkan pesanan kedelai diantar langsung oleh distributor sampai di tujuan. Menurut Misna, kondisi ini terbilang jarang dialami para perajin tahu tempe.
Baca juga: Jejak Awal Kacang Kedelai di Sumut, Begini Kata Sejarawan
“Kami ngambil dari distributor yang dekat sini, yang kebetulan berlokasi di Jalan Cempaka, Kecamatan Siantar,” jelasnya.
Sementara itu berdasarkan data, Badan Pusat Statistik Kabupaten Simalungun mencatat jumlah produksi kedelai di Kabupaten Simalungun pada tahun 2019 mencapai 1.677 ton.
Kepala Bidang Sosial BPS Simalungun, Nusantara mengatakan berdasarkan data BPS jumlah produksi kedelai paling banyak berada di Kecamatan Pematang Sidamanik yakni mencapai sebanyak 230 ton.
“Dan disusul 225 ton di Kecamatan Tanah Jawa dan di Kecamatan panei mencapai 193 ton,” jelasnya. (abdi/hm25)
