Baca Juga : Mengukir Karya dengan Cahaya, Usaha Lighting Panggung Cerahkan Masa Depan
Wira mengatakan, usaha yang dia geluti tak melulu mengenai keuntungan. Wanita dengan rambut sebahu itu kerap menghadapi tantangan dan risiko. Baik dari masa aktif kartu, hingga bon (utang) pelanggan.
“Kartu itu kan ada masa expired-nya. Nah kalau gak laku, bisa matilah itu masa aktif kartunya. Di grosir, kartu kan pasti sudah lama juga kartunya, lalu dikirim ke kami ya kadang kan kita ga selalu ngecek ya, atau mungkin terlewat,” urainya.
“Misal harga kartu itu tujuh puluh lima ribu, ya rugilah kita segitu. Ada kejadian lagi, kita ngisi pulsa dan pengiriman gagal. Tapi sudah terpotong dari uang kita, itu juga sudah rugi kita. Padahal untung pun enggak banyak-banyak kali. Paling hanya dua ribu ke dua ribu lima ratus rupiah saja untung sekali transaksi,” kenang dia mengingat kejadian-kejadian itu.
Baca Juga : Teknologi Digital Turunkan Omzet Usaha Percetakan
Meski masih dalam tahap merintis, Wira sudah memiliki impian dan harapan besar agar usahanya menjadi semakin besar dan memiliki ruko sendiri. Lokasi kios saat ini menurutnya kurang strategis dengan keuntungan harian yang tak menentu.
“Kadang sehari dapat untung tujuh puluh ribu, kadang delapan puluh ribu, dulu pernah juganya sampai empat ratus ribu waktu masih ramai permainan scater-scater itu, sekarang sudah agak susah dapat segitu,” katanya.
“Kalau aku sih inginnya dari usaha yang kecil ini bisalah buka toko, mungkin bisa jualan casing hape, charger, kabel data gitu,” sambungnya. (susan/hm24)
