Hal itu juga tak terlepas dari banyaknya pengusaha akikah yang telah berhasil lalu membangun kandang sendiri, dengan niat melebarkan sayapnya. Tapi tidak bagi Wahyu, ia tetap mempertahankan pola lamanya.
“Lebih nyaman begini saja, tanpa kandang. Sebab selain butuh modal besar, membangun kandang tentu tidak mudah. Banyak resiko ketika memelihara ternak, mulai dari sakit, kematian dan lainnya,” ungkapnya.
Salah satu kendala dalam usaha ini adalah banyaknya permintaan konsumen dengan harga paling murah. Sementara stok ternak dengan harga murah terbatas, sehingga sering kehabisan stok.
Baca juga:Bongkar Dapur: Bisnis Pempek Rumahan di Medan Hasilkan Omzet Puluhan Juta
“Solusinya kita arahkan ke harga yang stoknya tersedia. Sebagian langsung setuju, sebagian lagi menunda karena ingin menabung lagi,” sambungnya.
Selain jasa akikah, ia juga menerima pesanan hewan kurban. Menjelang Idul Adha tahun ini, akikah naik permintaan, kurbannya malah menurun.
Di tempat terpisah, Muhammad Nazri, salah satu pelanggan Syah Aqiqah membenarkan tahun ini tak ikut berkurban.
“Tahun ini arus ekonomi tidak stabil. Apalagi awal tahun, menjelang dan pasca pemilu. Banyak bahan baku dan pokok naik. Otomatis daya beli berkurang,” sebut Nazri, lewat sambungan telepon. (maulana/hm16)
