18.6 C
New York
Thursday, April 25, 2024

Kampanye Kebaya Goes to UNESCO

Jakarta, MISTAR.ID

Kebaya Goes to UNESCO sedang gencar-gencarnya dikampanyekan. Para Komunitas pecinta kebaya mendorong masuknya kebaya sebagai warisan budaya tak benda di Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Deputi V bidang Politik, Hukum, Keamanan, Pertahanan, dan Hak Asasi Manusia, Kantor Staf Presiden Republik Indonesia Jaleswari Pramodharwardani mengapresiasi antusiasme komunitas dalam mendukung kampanye Kebaya Goes to UNESCO.

“Bagi seorang perempuan, berkebaya tidak saja untuk mengartikulasikan dirinya melalui pakaian, tetapi juga memiliki makna yang lebih luas mulai dari wujud identitas hingga kecintaan pada budaya bangsa,” katanya dalam pernyataan, Selasa (30/8/22)

Baca juga:Roemah Kebaya Perkenalkan Koleksi Talavera ke Peragaan Busana di Paris

Jaleswari menilai bahwa kebaya merupakan bagian tak terpisahkan dari identitas perempuan Indonesia dan tak lekang oleh zaman.

Menurut Jaleswari, gaung Kebaya Goes to UNESCO sejalan dengan perspektif pemerintah pada misi bersama dalam menjaga kepemilikan serta menduniakan kebaya, apalagi saat ini Indonesia tengah berada pada puncak kepemimpinan global. Momentum ini dirasa sangat pas untuk memperkenalkan budaya Indonesia pada dunia.

“Indonesia tengah berada pada puncak kepemimpinan global, Indonesia mendapatkan kedudukan strategis dalam tataran regional maupun internasional. Untuk itu saya rasa mendapatkan pengakuan dari UNESCO atas kebaya sebagai warisan budaya tak benda dari Indonesia merupakan langkah holistik yang harus terus kita upayakan dalam mendukung penguatan soft power Indonesia,” katanya.

Dalam rangkaian mendukung Kebaya Goes to UNESCO, ratusan perempuan dari berbagai komunitas yang tergabung dalam koalisi tradisikebaya.id belum lama ini menari dan berdansa dalam acara Kebaya Berdansa yang berlangsung di Jakarta Barat.

Karlina Puspa, Ketua Umum Forum Bhinneka Indonesia (FORBHIN) mengaku tidak menyangka animo masyarakat sangat besar. Hal ini ditandai dengan banyaknya perempuan berkebaya yang datang di acara Kebaya Berdansa tersebut.

“Hari ini senang sekali ya, ramai di luar dugaan semuanya bergembira dan semuanya memakai kebaya. Dan kebaya ternyata sangat luwes bisa dipakai di event apa saja. Harapannya ke depan ayo kita bersama-sama memperjuangkan sampai ke UNESCO dan kebaya menjadi sah milik Indonesia menjadi ciri khas dan identitas perempuan Indonesia, kebaya adalah Indonesia,” katanya.

Ketua Umum Asosiasi Komunitas Musisi Indie Kreatif (ASKOMIK) Gatut Suryo juga mengaku senang dengan keberhasilan acara Kebaya Berdansa. Menurutnya, kebaya bisa dipadukan dengan jenis musik apa pun, dan bisa digunakan di kegiatan mana pun.

Baca juga:Bupati Pakpak Bharat Berharap Kebaya Diakui UNESCO Milik Indonesia

“Kebaya itu dari dulu sebenarnya dari zaman nenek moyang kita itu sudah di pakai di kegiatan apa saja sehari hari, jadi sampai berdansa pun. Nah sekarang ini begitu banyak anak-anak muda sebenarnya sudah mulai dengan gaya-gaya kebaya yang sporty, modis itu kebaya bisa dipakai di mana saja. Jadi kebaya itu tetap masuk ke semua genre,” kata Gatut.

Acara Kebaya Berdansa di inisiasi bersama yang terdiri dari FORBHIN, ASKOMIK, Kamar Musik Nusantara (KMN), Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI), Universal Line Dance (ULD), Yayasan Budaya Nusantara Digital (YBND) dan juga Central Park. (antara/hm06)

Related Articles

Latest Articles