0.3 C
New York
Sunday, January 12, 2025

Biden Sebut Jakarta Terancam Tenggelam, Anies Video Call dengan Gubernur London

Jakarta, MISTAR.ID
Mengutip akun Instagram resmi Anies@aniesbaswedan, ada dua hal penting yang digarisbawahi mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu. Pertama, membahas soal krisis iklim pengurangan emisi.

“Pertama, sebagai sesama anggota C40 Cities, Jakarta terus bekerja untuk mengatasi krisis iklim dengan menjadi kota berketahanan dan nol emisi,” ujar gubernur kelahiran Kuningan itu.

Kemudian, Anies dan Sadiq Khan sepakat bahwa Jakarta dan London memiliki karakteristik yang sama, yakni pusat pemerintahan dan ekonomi. Maka itu, meski keduanya bukanlah sister city, kedua kota besar dunia ini siap untuk berkolaborasi dalam penanganan masalah-masalah ekologis yang timbul pasca perubahan iklim.

“Baik Jakarta maupun London juga memiliki diplomasi iklim iklim di forum C40 maka dari itu kami di Jakarta siap berkolaborasi dan bertukar pengalaman antar dua kota sehingga upaya untuk membuat kota kedua lebih berketahanan iklim akan menjadi lebih kuat,” katanya.

Baca Juga:Anies: Ikuti Komando Jokowi, Virus Tidak Berpolitik

Hal ini terungkap saat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengadakan video conference dengan Gubernur London Sadiq Khan. Dalam dialog itu, keduanya membahas ancaman-ancaman yang dihadapi kota besar dunia, yakni isu perubahan iklim.

Lebih lanjut, Anies mengundang gubernur keturunan Pakistan itu untuk menjadi narasumber di ajang Jakarta Investment Forum 2021. Anies menyebut ini merupakan bentuk niat Indonesia untuk memperkuat hubungan bilateral dengan Inggris.

“Ini merupakan salah satu komitmen Indonesia memperkuat kerja sama bilateral dengan Inggris, khususnya di bidang perubahan iklim,” sebut Anies mengakhiri.

Sebelumnya, ancaman perubahan iklim di Jakarta sudah mendapatkan sinyal dari dunia. Pekan lalu Presiden Amerika Serikat Joe Biden, menyebut prediksi Jakarta terancam tenggelam dikarenakan perubahan.

Baca Juga:Gagal Atasi Banjir, Anies Disebut Gubernur DKI Terburuk

“… Apa yang terjadi di Indonesia jika proyeksinya benar bahwa, dalam 10 tahun ke depan, mereka mungkin harus memindahkan ibu kotanya karena mereka akan berada di bawah air?” katanya dalam pidato sambutan di kantor Direktur Intelijen Nasional AS, 27 Juli lalu dipublikasikan whitehouse.gov,.

Sebelumnya, ancaman penurunan tanah dan naiknya air laut yang mengakibatkan banjir rob, bukan hanya di Jakarta tapi di Indonesia, dipaparkan lembaga penelitian Deltares berbasis di Belanda. Dengan melakukan model elevasi global menggunakan data Light Detection and Ranging (LiDAR) mereka menunjukkan data yang signifikan.

“Di Indonesia, luas wilayah dengan ketinggian di bawah 2 meter di atas permukaan laut yang terdeteksi oleh LiDAR nyatanya 14 kali lipat lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya,” ujar lembaga itu dikutip dari Channel News Asia (CNA), Kamis (5/8/21).(cnbc/hm10)

Related Articles

Latest Articles