9.4 C
New York
Saturday, April 20, 2024

Ahli Astronomi BRIN Sebut Penentuan Idul Fitri Berpotensi Berbeda

Jakarta, MISTAR.ID

Peneliti Astronomi dan Astrofisika dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaludin menyebut penentuan 1 Syawal 1444 Hijriah/2023 Masehi atau Idul Fitri antara keputusan Pemerintah dan Muhammadiyah berpotensi berbeda, karena perbedaan kriteria.

“Penentuan 1 Syawal 1444 Hijriah berpotensi berbeda antara Pemerintah dan Muhammadiyah. Tapi ketetapan baru akan diputuskan saat sidang isbat,” ujar Thomas di Jakarta, Kamis (16/3/23).

Thomas mengatakan perbedaan penentuan Idul Fitri terjadi bukan karena metode hisab dan rukyat, melainkan perbedaan kriteria yang dipedomani oleh tiap-tiap organisasi Islam, termasuk pemerintah.

Baca Juga:Ahli BRIN: Potensi Awal Ramadhan Serentak, Lebaran Berbeda

Kriteria wujudul hilal digunakan Muhammadiyah, sedangkan kriteria imkan rukyat (visibilitas hilal) digunakan oleh Nahdlatul Ulama dan beberapa organisasi keagamaan lain di Indonesia. “Penentuan awal bulan memerlukan kriteria agar bisa disepakati bersama. Rukyat memerlukan verifikasi kriteria untuk menghindari kemungkinan rukyat keliru. Hisab tidak bisa menentukan masuknya awal bulan tanpa adanya kriteria, sehingga kriteria menjadi dasar pembuatan kalender berbasis hisab yang dapat digunakan dalam prakiraan rukyat,” katanya.

Adapun Pemerintah melalui Kementerian Agama memedomani kriteria baru yakni MABIMS yang disepakati Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Singapura dan Malaysia. Kriteria MABIMS ini menetapkan tinggi bulan minimal 3 derajat dan elongasi bulan (jarak sudut bulan-matahari) minimal 6,4 derajat.

Thomas menjelaskan saat Maghrib, 20 April 2023, ada potensi posisi bulan di Indonesia belum memenuhi kriteria MABIMS. Namun, dari sisi wujudul hilal yang dipedomani Muhammadiyah, posisi bulan sudah memenuhi kriteria.

Baca Juga:Tentukan Awal Ramadhan 1443 Hijriah, Pemantauan Hilal Dilakukan di 101 Lokasi

Dengan demikian, 1 Syawal 1444 Hijriah/2023 Masehi versi MABIMS berpeluang besar jatuh pada Sabtu, 22 April 2023. Sementara Muhammadiyah yang bahkan telah mengumumkan bahwa 1 Syawal 1444 Hijriah jatuh pada Jumat, 21 April 2023.

“Pada saat Maghrib 20 April 2023 belum memenuhi kriteria MABIMS, tetapi sudah memenuhi kriteria wujudul hilal. Jadi ada potensi perbedaan 1 Syawal. Kemungkinan besar berbeda, tetapi keputusan akhir pada ada sidang isbat,” kata dia.

Sementara untuk penentuan awal 1 Ramadhan atau memulai puasa, pada Maghrib 22 Maret 2023 posisi bulan di Indonesia sudah memenuhi kriteria, baik itu MABIMS maupun wujudul hilal. Dengan demikian, awal puasa akan seragam yakni jatuh pada Kamis, 23 Maret 2023.(antara/hm15)

Related Articles

Latest Articles