8.3 C
New York
Thursday, March 28, 2024

KPPU Masih Terus Dalami Penahanan Pasokan Minyakita di Medan

Medan, MISTAR.ID

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kanwil I masih terus melakukan pengawasan terhadap dugaan penahanan minyak goreng (migor) Minyakkita di salah satu distributor/produsen migor yang ada di Kota Medan.

Dikatakan Kepala KPPU Kanwil I Medan Ridho Pamungkas, bahwa adanya persoalan migor Minyakkita sempat membuat langka. Memang setelah ditelusuri di lapangan, terjadi karena permintaan yang tinggi.

“Hal ini kita temukan di lapangan. Minyakita permintaan sangat tinggi karena dari biasanya konsumen dari curah beralih ke Minyakita karena harganya ditentukan Harga Eceran Tertinggi (HET) dan yang biasa membeli premium beralih juga ke Minyakita. Tapi suplai terbatas, akhirnya terjadi kelangkaan,” sebut Ridho, Selasa (28/2/23).

Baca Juga:Edy Rahmayadi Ingatkan Semua Pihak Jangan ‘Main Mata’ pada Spekulan Minyakita

Sehingga di lapangan banyak distorsi di pasar. Oleh pelaku usaha misalnya dengan jual sistem paket. Dimana sistem paket ini dari distributor ke pedagang eceran, kalau mau dagang eceran Minyakita harus beli produk lain yang ditawarkan distributor.

“Akhirnya untuk ganti kerugian produk yang diblunding gak laku, mereka (pedagang kecil) menaikkan harga di atas HET. Kemudian adanya perilaku penahanan pasokan masih kita dalami, ini terjadi di banyak daerah diproduksi di November 2022 tapi di Februari 2023 masih ada di gudang. ini kan ada indikasi penahanan pasokan,” jelasnya.

Apalagi, pasca temuan sebanyak 75 ton Minyakita di gudang produsen dan komitmen pemerintah menaikkan DMO membuat harga berangsur turun dan harga sesuai dengan HET maka pasokan dan harga terjaga.

Baca Juga:Temuan MinyaKita 75 Ton di Medan Bukan Penimbunan, Pengamat Dorong KPPU Lakukan Pendalaman di Gudang Lain

“Jadi, kita terus lakukan pengawasan, jangan sampai ditemukan kasus penimbunan atau paket penjualan yang sebabkan persaingan tidak sehat lagi,” ungkapnya.

Selain pengawasan migor, KPPU juga mengawasi ketersediaan beras. Untuk beras ini diterangkan Ridho karena pada akhir tahun dari sisi pasokan terjadi penurunan. Kemungkinan karena musim hujan jadi menurun. “Tapi informasi terakhir yang kita dapatkan sudah mulai stabil harga karena Bulog juga cukup efektif salurkan beras, apalagi jelang akhir Februari sampai Maret ada panen raya,” tukasnya.(anita/hm15)

Related Articles

Latest Articles