10.4 C
New York
Saturday, April 20, 2024

Kebiasaan Ritual Imlek Dilakukan, Ini Keterangan Ketua Matakin Sumut

Medan, MISTAR.ID

Perayaan Tahun Baru Imlek dimanfaatkan sejumlah warga Tionghoa untuk sembahyang, bersilaturahmi kepada orangtua dan sanak keluarga, maupun melepaskan hewan ke alam.

“Biasanya kalau sudah Imlek, ritual pertama itu sembahyang di vihara pada malamnya dan dilanjutkan keesokannya bersama keluarga. Hal ini merupakan bentuk rasa kesyukuran kita kepada pencipta,” ucap Ketua Matakin Sumut Muslim Renggo kepada MISTAR.ID, Senin (23/1/23).

Dia mengatakan, ritual yang juga dikerjakan yakni menjaga lilin pelita yang sudah dihidupkan untuk dijaga dari malam hingga keesokan harinya agar tetap hidup.

Baca Juga:Perayaan Imlek 2023 di Sumut Kondusif

“Jadi itu merupakan simbol agar kehidupan terus hidup,” ucapnya.

Setelah itu, ia melanjutkan yakni menemui orangtua sebagai ajang bersilaturahmi. Biasanya di sana berkumpul keluarga yang lainnya.

“Kalau ada anak atau cucu ya kita bagi-bagi angpau lah. Sebagai rasa syukur kita masih diberikan rezeki dan kesehatan. Ada juga berbagi kepada orang yang membutuhkan,” ucapnya.

Baca Juga:Perayaan Imlek di Siantar Sepi

Muslim menuturkan, ada juga sebagian warga yang merayakan Imlek untuk tebar burung atau ikan di alam. Ia memandang kegiatan itu baik jika dilakukan dengan tepat.

“Kalau saya memandang, misalkan tebar ikan itu seperti di sawah karena sangat dibutuhkan para petani dan lingkungan di sana. Kalau di sungai yang kurang tepat, malah menyiksa hewan itu,” sebutnya.

Baca Juga:Imlek 2574 Momen Tingkatkan Toleransi Umat Beragama

Ketua Matakin Sumut ini berharap perayaan Imlek bisa dijadikan momentum untuk memperkuat persatuan tali silaturahmi.

“Semoga tidak ada lagi Covid di Indonesia khususnya di Sumut. Agar aktivitas kegiatan kita berjalan dengan lancar,” pungkasnya. (bany/hm14)

Related Articles

Latest Articles