20.7 C
New York
Monday, October 7, 2024

Imbas Gangguan Ekspor, Harga Beras Mahal di Sumut

Medan, MISTAR.ID

Sejumlah negara pengekspor beras seperti India menutup kran ekspornya. Hal ini memicu kenaikan harga beras di sejumlah negara pengekspor beras lainnya seperti Vietnam dan Thailand.

Bila dilihat di Tanah Air, kenaikan harga beras terjadi seiring dengan musim kemarau atau El Nino yang bisa mengganggu pasokan.

Hasil observasi Ketua Tim Pemantau Pangan Sumut, Gunawan Benjamin, ke petani selama sepekan terakhir ditemukan bahwa harga gabah lebih mahal sekitar Rp300 hingga Rp500 per kg dari harga Harga Eceran Tertinggi (HET) nya.

Baca Juga: Harga Gabah di Sumut Capai Rp7.200 Per Kg

“Sehingga persaingan untuk mendapatkan gabah di antara pengepul atau agen semakin ketat, karena ada yang berani mematok harga melebihi batas HET yang ditetapkan pemerintah Rp6.300 per kg nya. Bahkan dari pantauan melalui PIHPS (pusat informasi harga pangan strategis), pada hari ini terjadi kenaikan untuk semua jenis beras sebesar Rp50 hingga Rp150 rupiah per kg nya. Maka, harga beras di Sumut secara keseluruhan mengalami kenaikan pada akhir pekan ini,” jelas Gunawan, Jumat (18/8/23).

Untuk kenaikan beras ini ditambahkan Gunawan tetap akibat kenaikan yang paling besar datang dari luar negeri, di mana telah terjadi kenaikan harga beras yang diakibatkan oleh gangguan ekspor biji-bijian dari Ukraina. Sehingga gejolak harga beras yang terjadi di luar yang paling mempengaruhi harga beras saat ini.

“Perang yang berkecamuk telah membuat gangguan besar terhadap distribusi biji bijian. Dan bukan hanya beras saja, kemungkinan kenaikan terhadap terhadap produk pangan lainnya seperti jagung, gandum dan biji-bijian lain berpeluang terjadi. Itu yang perlu diwaspadai, kita tengah berhadapan dengan gejolak harga, akan tetapi di luar kemampuan kita untuk mengendalikannya,” sebutnya.

Baca Juga: Pengendalian Inflasi dan Stabilitas Ekonomi, Kapoldasu Soroti 1,2 Juta Pengangguran di Sumut

Kenaikan harga beras tentu sangat berpeluang memicu inflasi yang besar. Dan pengendalian harga beras ini menjadi krusial dilakukan.

“Adapun kenaikan harga beras pada hari ini diprediksi hanya naik 0,3% hingga kisaran 1%. Namun, harus tetap mendapatkan perhatian karena bila dibiarkan bisa mendorong kenaikan laju tekanan inflasi yang signifikan,” urainya.

Di sisi lain, amatan untuk harga komoditas sendiri saat ini masih tetap bertahan mahal. Dimana cabai merah kembali ditransaksikan dikisaran Rp45 ribu hingga Rp53 ribu per kg nya. Sementara harga cabai rawit juga naik di kisaran Rp37 ribu per kg nya. Ada kenaikan sekitar 20% pada harga cabai dibandingkan dengan harga pada hari Rabu kemarin. (Anita/hm22)

Related Articles

Latest Articles