9.9 C
New York
Friday, April 19, 2024

Bangkai Babi Batal Dikuburkan, Warga Mulai Terserang Penyakit Kulit

Medan | MISTAR.ID – Ratusan bangkai babi terlihat mengapung di Danau Siombak, Kecamatan Medan Marelan. Kondisi ini sudah berjalan setidaknya dalam dua pekan terakhir.
Akibatnya bau bangkai terasa sangat menyengat di sekitar danau itu. Upaya petugas untuk mengevakuasi bangkai-bangkai itu ke satu titik juga belum sepenuhnya berhasil meredam bau. Bangkai babi yang masuk melalui Sungai Bedera yang berhubungan langsung dengan danau itu masih terus ada.
Masalah baru kemudian timbul. Nelayan yang mencari nafkah di danau itu mulai mengeluh gatal-gatal.
Juliadi (38), seorang nelayan kupang, sejenis kerang kecil di danau itu mengatakan dalam dua pekan terakhir, dia merasa gatal pada sekujur tubuhnya setelah keluar air. “Gatalnya tak seperti biasa,” katanya.
Menurutnya, rasa gatal yang terasa sejak sekitar dua minggu yang lalu itu berbeda dari biasanya. Tidak mudah hilang setelah digaruk. “Harus pakai pasir nggaruknya, baru agak mendingan,” katanya, Senin (11/11/2019).
Dikatakannya, akibat gatal itu, badannya bentol-bentol dan baru sembuh setelah minum obat yang dibelinya dari bidan sebesar Rp30 ribu. Selain dirinya, anaknya juga merasakan gatal-gatal karena sering membantunya mencari kupang sepulang sekolah.
Dijelaskannya, aktifitasnya mencari kupang di pinggir hutan mangrove dan mengharuskannya masuk ke dalam air. Aktifitas itu dilakukannya sejak 12 tahun yang lalu. Danau Siombak ini, menurutnya memang banyak sampah dan semakin membuat gatal.
“Tapi saya merasakannya lain. Gatalnya ini lain, lebih susah hilang. Saya kan tahu, mana gatal biasanya dan sekarang itu gimana setelah ada banyak bangkai babi,” katanya.
Agustin, seorang warga lainnya mengatakan, air danau ini digunakan oleh warga untuk mencuci. Sejak banyaknya bangkai babi yang mengapung, dia tidak lagi menggunakannya. Dia khawatir karena airnya sudah tercemar.
“Biasanya kami pakai untuk mencuci, tapi karena sudah ada bangkai, tak lagi lah. Gatal-gatal dibuatnya,” katanya.

Penguburan Ditunda
Sementara rencana penguburan massal ratusan bangkai babi yang mengambang di Danau Siombak, pada hari ini batal. Pembatalan terjadi karena air danau terlanjur pasang sehingga tak memungkinkan untuk menggali lubang.
Selepas siang, air danau itu mulai naik mengikuti pasang air laut. Padahal, sejak pagi, petugas BPBD Kota Medan terus mengevakuasi ratusan bangkai ke titik yang akan dijadikan tempat menggali kubur.
Air terlanjur pasang. Alat berat, yakni eksavator ampibi yang ditunggu untuk menggali lubang baru tiba di lokasi sekitar pukul 15.00 Wib. Penggalian lubang tidak bisa dilakukan dengan alat berat biasa, karena jalur yang dilalui tidak bisa dilewati. Eksavator yang didatangkan itu nanti akan menuju titik penguburan dengan menyeberangi danau.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan, Armasyah Lubis mengatakan, proses penguburan yang rencananya dilakukan hari ini batal. “Ya karena air pasang sudah naik, kalau kami buat lubang pasti tertutup (air) lagi, bangkai itu mengambang lagi,” katanya.
Adapun lubang untuk mengubur bangkai babi itu akan digali minimal sedalam dua meter untuk mencegah penularan virus yang mungkin saja masih ada pada bangkai-bangkai itu. “Ini sudah terjangkit. Jadi lubangnya harus dalam,” katanya.
Petugas menggunakan perahu nelayan dan perahu karet untuk menyisir bangkai babi yang tersebar di seluruh bagian danau. Bangkai babi itu dievakuasi satu per satu dengan cara disangkutkan pada besi panjang berbentuk gancu. (daniel/hm05)

Penulis : Daniel Pekuwali
Editor : Edrin

Related Articles

Latest Articles