19.5 C
New York
Thursday, April 25, 2024

Menkes: Tablet Tambah Darah Penting di Siklus Stunting

Jakarta, MISTAR.ID
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengemukakan upaya penting pencegahan stunting di Indonesia, terjadi pada siklus sebelum kelahiran yang memerlukan intervensi pemberian tablet penambah darah, serta asupan makanan kaya protein hewani.

“Pencegahan stunting paling penting itu di sebelum lahir. Sebab, 23 persen bayi lahir stunting, sehingga perlu intervensi dengan cara memastikan jangan sampai ibunya anemia,” kata Budi Gunadi Sadikin dalam Rakornas Kepala Daerah dan Forkopimda 2023 yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Selasa (17/1/23) siang.

Budi mengatakan, stunting adalah kejadian kurang gizi yang berkaitan dengan intelektual anak pada kisaran 20 persen lebih rendah dari rata-rata. “Akibatnya kalau banyak stunting, membuat masyarakat kita 20 persen lebih bodoh,” katanya.

Baca Juga:Kiat Memutus Rantai Stunting Balita Menurut Dokter Gizi

Kondisi tersebut pada tataran sosial masyarakat, kata Budi, sangat mempengaruhi sektor pendapatan daerah, karena pengaruh kemampuan intelektual masyarakat yang kurang dari umumnya.

Budi mengatakan, Kementerian Kesehatan telah mengambil bagian dalam program penurunan stunting nasional hingga ke angka 14 persen pada 2024, melalui intervensi pemberian tablet penambah darah secara gratis kepada seluruh ibu hamil yang membutuhkan.

Angka kejadian anemia di Indonesia berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi anemia pada remaja sebesar 32 persen, artinya tiga hingga empat dari 10 remaja menderita anemia. Hal tersebut dipengaruhi oleh asupan gizi yang tidak optimal dan kurangnya aktivitas fisik.

Baca Juga:Berhasil Turunkan Angka Stunting, PMKRI Apresiasi Pemko Medan

Kementerian Kesehatan juga melakukan intervensi spesifik, salah satunya dengan menyelenggarakan Aksi Bergizi Nasional, dengan menggencarkan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja puteri di sekolah maupun Puskesmas.

Untuk deteksi anemia, kata Budi, caranya dengan melakukan pengecekan darah secara rutin di fasilitas kesehatan terdekat. Kalau hasilnya di bawah 12, itu dikategorikan anemia sehingga perlu pemberian tablet penambah darah.

Selain itu, kata Budi, pencegahan stunting juga diterapkan melalui program pemberian makanan tambahan pada bayi usia 6–18 bulan.

Baca Juga:2024, Target Kasus Stunting 14 Persen di Sumut

Tindakan dini yang bisa dilakukan adalah menimbang perkembangan tubuh anak di Puskesmas setiap sebulan sekali.

Jika dalam enam bulan bobot tubuhnya tidak meningkat, kata Budi, maka perlu asupan protein hewani.

“Bukan biskuit makanannya. Tapi yang tepat protein hewani, bisa daging ayam, daging sapi, atau telur,” sebutnya.(antara/hm10)

Related Articles

Latest Articles