10.5 C
New York
Wednesday, April 24, 2024

Henti Napas saat Tidur Juga Bisa Terjadi pada Anak

Jakarta, MISTAR.ID

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Dr dr M Yamin SpJP(K), FIHA, FESC, FAPSIC dari RSUPN Cipto Mangunkusumo (RSCM) mengatakan, henti napas akibat Obstructive Sleep Apnea (OSA) tak hanya bisa dialami oleh orang dewasa, tapi juga anak-anak. “Tentu bisa dan semakin muda dia mengalami OSA maka semakin mudah seseorang terkena penyakit jantung, artinya semakin dini kenanya,” kata Yamin dalam diskusi daring, Senin (13/3/23).

Yamin menjelaskan, OSA merupakan rusaknya jalan napas yang terjadi saat tidur. Akibatnya, saturasi oksigen turun dan tidur pun menjadi terganggu. Menurutnya, ada beberapa tanda yang harus diwaspadai yang mengindikasikan OSA, di antaranya sering terbangun saat tidur dan mendengkur.

“Kemudian ada periode di mana saat dia tidur, napasnya itu seperti berhenti terus tercekik lalu dia tidur lagi. Kadang-kadang dia juga sering terbangun karena ada sumbatan (di jalur napasnya),” ujar Yamin.

Baca Juga:Begini Cara Mencegah Penyakit Jantung

Hal-hal tersebut, menurut Yamin, tentu membuat tidur menjadi tidak berkualitas. Akibatnya, anak biasanya mengantuk sepanjang hari, sulit berkonsentrasi, sering pusing, lemas dan tidak segar.

Yamin mengatakan, baik anak-anak maupun orang dewasa yang mengalami gejala tersebut sebaiknya langsung memeriksakan diri ke dokter. Sebab, OSA memiliki kaitan yang erat dengan penyakit kardiovaskular. “Jadi kalau sudah ada tanda-tanda atau keluhan tadi, jangan menunggu sampai ada komplikasi jantung. Segera lakukan pemeriksaan,” katanya.

Saat melakukan pemeriksaan, Yamin mengatakan dokter akan meminta pasien mengisi kuisioner dan melakukan tes polisomnografi yaitu tes untuk mendiagnosis gangguan tidur. “Jadi nanti ada alat yang dipasang saat tidur, untuk mengukur mulai dari irama jantung, saturasi, hingga fungsi otak. Dengan tes itu, bisa kelihatan benar ada gangguan tidur atau tidak. Kalau ada, derajatnya bagaimana, apakah ringan, sedang, atau berat, dan penyebabnya di mana,” jelas Yamin.

Baca Juga:Ini 10 Makanan Pembersih Pembuluh Darah, Bantu Turunkan Risiko Sakit Jantung

“Setelah diketahui bagaimana derajatnya dan di mana sumber masalahnya, itu akan mengarahkan dalam melakukan penanganan. Tentu penanganannya harus komprehensif dan sesuai dengan masalah utamanya,” pungkasnya.(antara/hm15)

Related Articles

Latest Articles