10.3 C
New York
Sunday, April 14, 2024

Pecinta Vespa Tua, Sicantik Yang Menyatukan Persaudaraan

MISTAR.ID – Suara cempreng itu begitu percaya diri mengitari jalanan kota. Meski umurnya sudah tua, tetapi bodynya masih terlihat gagah. Sebahagiaannya lagi bahkan tak perduli, meski surat wajib pajak telah mati bahkan tidak memiliki surat kepemilikan yang leong entah dimana, tapi sipemilik masih nekat menemaninya tebar pesona, atau sekedar berkelana bertemu dengan sesama pecinta.

Begitulah kalau sudah cinta, besi tua itu masih dipoles hingga menjadi indah, bahkan mesinnya pun masih jago jika diajak untuk bertandang wara wiri. Pekan lalu, kami melihat sekumpulan pecinta besi tua alias Vespa se Sumatera Utara berkumpul di kota Pematangsiantar. Antusiasnya boleh diancungi jempol. Mereka adalah para komunitas pecinta Vespa. Baik yang bersatu dalam komunitas kecil, besar, hingga yang tidak bergabung dengan komunitas tertentu pun ikut hadir membaur serasa bertemu dengan saudaranya. Mereka datang dari berbagai luar kota di Sumatera Utara.

Di jaman keemasannya, vespa cukup digandrungi . Bodynya yang sedikit bohai alias gemuk akan terasa gagah dalam boncengannya. Tak pernah sombong jika bertemu dengan temannya, karena mereka tak sekedar sahabat, tetapi sudah serasa bersaudara.Begitulah para penggila Vespa, suara cempreng itu bagai panggilan jiwa bagi mereka. Vespa keluaran Italia tentu berbeda gengan jenis Scuter zaman sekarang. Vespa merupakan merek sepeda motor jenis skuter yang berasal dari Italia. Pada awalnya, skuter yang diproduksi oleh perusahaan Piaggio ini memiliki saingan berat skuter merek Lambreta. Tapi kini, Vespa tidak memiliki saingan lagi.
Vespa termasuk barang antik yang banyak dicari orang, terutama para “scooterist”, dimana diketahui Vespa sudah ada sejak tahun 1943. Menurut mereka, semakin lama usia Vespa , maka semakin bersejarah Vespa tersebut. Dari tahun 1943 sampai sekarang, ada beberapa jenis Vespa yang berhasil diproduksi dan dipasarkan di seluruh dunia.

Persaudaraan Scooterist
Di Sumatera Utara, ada banyak komunitas pecinta Vespa atau scooterist. Menurut panitia pelaksana Vespa Art And Culture, ada 100 lebih komunitas yang terdaftar di Sumatera Utara. Itu yang masih terdaftar, Ada banyak komunitas yang tidak bergabung, atau hanya sekedar kumpul kumpul asyik. Bahkan ada yang sendiri sendiri tanpa komunitas.
Tetapi ada yang menarik dari para Scoterist ini. Kalimat itu begitu menyentuh, “Di vespa ini kami tidak mencari Sahabat, tetapi kami menemukan Saudara.”
Bagaimana mungkin ? Yah, para Scuterist tidak pernah takut berjalan dengan menggunakan transport tua ini. Yang namanya sudah tua pastinya sering sakit sakitan, dan rawan menjadi mogok di jalan. Tetapi, karena sepanjang jalan mereka memiliki Saudara para pecinta vespa, tidak perlu takut bila Vespa nyatanya mogok di jalan.
Mas Pon, Ketua Lux Komuniti dari Labuhan Batu Utara mengatakan jika dalam keadaan mogok di jalan, para scooters pasti akan saling membantu. Jangankan sekedar membantu memperbaiki mesinnya, bahkan dikasih makan dan ditunggui hingga bisa kembali melanjutkan perjalanan.
Hal yang sama juga diakui oleh Habibi Muhammad, dari komunitas Scooters Kekinian dari Air Batu, Asahan. Pria yang baru tamat SMU ini ternyata juga pecinta vespa. Ia memiliki Vespa Sprin Bajai. Vespa itu ia beli seharga Rp5,5 juta Rupiah dari hasil kumpul jajannya. Meski usia masih muda, ia memiliki kecintaan dengan barang tua yang masih bisa dipoles menjadi menawan. Ia tertantang untuk menghiasnya. Menurut Habibi, ia tidak takut di jalan dengan mengendarai vespa , para scoters akan siap menyapa dan saling membantu.
Motto para Scooters tak sekedar mencari sahabat tetapi menemukan Saudara. Itulah sebabnya, meskipun tidak satu komunity, namun yang namanya pemilik Vespa minimal akan saling menyapa para scooters lainnya, saling mengunjungi jika di daerah lain ada pertemuan. Seperti acara halal bil halal.
Selain itu, kegiatan sosial pun tak lupa dilakukan. Patar Radini Tanjung, ketua komunitas Vespa PS3 (Persatuan Scooters Siantar Simalungun) melakukan kegiatan berbagi saat Gunung Sinabung memuntahkan laharnya. Dengan mengendarai Vespa dari Siantar ke Berastagi, mereka menunjukan kepedulian itu.

Antik dan Hemat
Tua itu pasti, kendaraan mana pun akan tergerus oleh jaman. Namun buat para pecintanya, vespa ini memiliki keunikan tersendiri. Tidak heran, sang pemiliknya akan melakukan perawatan, baik mesin maupun Body. Lihatlah, bagaimana mereka menjaga penampilan vespa kesangan mereka, jika terawat dengan baik, Vespa ini akan menjadi barang antik dan masih layak untuk diajak berjalan. Perjalanan mereka pun tidak tanggung-tanggung, bukan hanya mengelilingi kota sekitar tempat tinggal, tetapi juga lintas daerah. Para Scooters ini bahkan tak jarang pulang kampung dengan keluarga menggunakan Vespa yang digandeng seperti beca.
“Tidak mahal, Justru sangat hemat.” Maspon asal Labura,setiap tahun pulang kampung bareng keluarga dengan menggunakan Vespa menuju Medan. Vespa merk Exel ini hanya menghabiskan BBM sekitar Rp60.000, atau hampir 10 liter pertalite. “ yah, kalau itu tidak hemat, ada yang salah mungkin dengan mesinnya.”
Sebagai kendaraan cukup tua, sang pemilik sebaiknya sedikit memahami mesin, sehingga ada kendala sedikit bisa ditangani sendiri dan tidak harus ke bengkel.
“Paling paling penyakitnya di busi.” Sahut Ijul Scooters dari kuala simpang. Makanya dia selalu siapkan Busi cadangan buat jaga-jaga.

Mimpi Para Scooters
Ada ribuan pemilik Scooters saat ini yang tersebar di Sumatera Utara. Karena barang yang sudah tua, para pemiliknya biasanya tidak perduli dengan surat menyurat. Ujungnya, bila melakukan perjalanan jauh, mereka suka mencuri-curi waktu, melakukan perjalanan tengah malam. Erik Butar-Butar, Humas dalam pertemuan Vespa di lapangan Adam Malik baru baru ini mengatakan, target mereka adalah pemerintah mengeluarkan sebuah regulasi agar pemilik Scooters bisa memiliki surat kepemilikan.
“banyak para Scooters ini sudah tidak lagi memiliki surat, beli vespa dari tangan ke tangan, namun suratnya sudah tidak ada. Mereka sor, kemudian beli, tapi ada kendala ketika di jalan. Akhirnya kucing –kucingan dengan polisi.”
Yah, yang namanya pecinta, bahkan bisa tergila-gila. Barang tua pun bisa disulap menjadi indah, hingga menjadi barang antik yang membuat pemiliknya merasa bangga. (Rika Yoesz)

Related Articles

Latest Articles