25.4 C
New York
Wednesday, August 14, 2024

Dulu Reparasi Sepatu di Kaki Lima, Kini Punya Pelanggan Hingga Luar Kota

Medan, MISTAR.ID

Berawal dari melihat orang tuanya bekerja mereparasi sepatu dan tas, Ronald Matondang akhirnya memutuskan mengikuti jejak sang ayah.

Sejak kelas 1 Sekolah Menengah Pertama (SMP), pria 32 tahun ini mengaku telah mengerjakan reparasi sepatu dan tas.

“Berawal lihat dari orang tua, lumayan kutengok hasilnya. Ya, akhirnya aku ikuti,” katanya saat ditemui mistar.id di tempat usahanya, Jalan Karya Wisata, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan, pada Selasa (13/8/24).

Baca juga:Pengemudi Ojek Online di Medan Tewas saat Mengantre Pesanan Pelanggan

Ronald mengatakan, sudah 15 tahun berpindah ke kiosnya yang kini beralamat di Jalan Karya Wisata. Sebelumnya, ia memulai usaha tersebut di kaki lima sekitaran Simpang Jalan Karya Wisata.

Ronald kini menerima sekitar 20 hingga 25 reparasi sepatu dan tas per harinya. “Tas gak terlalu banyak sih, sampingan kita saja. Lebih fokus kita ke sepatu,” ujarnya.

Saat ini, ia mengerjakan setiap pesanan dengan 1 orang anggota timnya. Waktu yang dibutuhkan untuk reparasi berkisar dari 1 hari hingga 2 minggu.

“Untuk sepatu, paling cepat 1 hari. Kalau menjahit hitungan jam, kalau lem perkiraan 2 sampai 4 hari. Kalau untuk tas tergantung kerusakannya, biasanya sih 1 hari,” sebutnya.

Kisaran harga reparasi sepatu dan tas pun, menurut Ronald, berbeda tergantung pada bentuk dan bahannya.

Baca juga:Meteran Air Kerap Dicuri, PDAM Tirta Uli Dampingi Pelanggan Lapor Polisi

“Kalau ganti kulit tas itu melihat bentuk tasnya dan bahannya, rentang harganya bisa Rp 300 ribuan sampai Rp 500 ribu. Untuk sepatu wanita, mulai dari Rp 150.000 sampai Rp 300.000. Sepatu laki-laki mulai dari angka Rp 400.000,” rincinya.

Tak hanya reparasi, Ronald juga menerima pesanan pembuatan sepatu khusus pria dan wanita. Namun menurut Ronald, hal tersebut dilakoni hanya sebagai sampingan.

“Tempahan ini kami jalani sebagai sampingan saja. Fokus kami lebih ke reparasi. Jadi paling hanya 10 pasang sepatu saja yang dibuat dalam sebulan. Karena banyak persaingan, jadi nggak terlalu fokus ke situ,” tuturnya.

Meningkatkan kualitas, lanjut Ronald, menjadi salah satu kunci agar pelanggannya tetap setia dan bertambah. Dalam perkembangan usahanya itu, ia bahkan memiliki pelanggan yang telah pindah ke luar kota.

Baca juga:Jelang Tahun Ajaran Baru Penjual Baju Sekolah Kebanjiran Pelanggan

“Dari luar kota pun kadang ada, dikirim lagi melalui paket JNE. Itu biasanya yang dari Medan, dia pindah tugas, dikirimlah ke kita, gitu. Dia sudah jadi pelanggan tetap. Paling jauh pernah kirim sampai ke Palembang dan Batam. Sepatu tempahan juga pernah ngirim sampai ke Jakarta dan Lubuk Linggau,” ungkapnya.

Semakin banyak pelanggan, Ronald mengaku terkadang lupa akan barang atau pekerjaan pesanan. Sehingga ketika pelanggan datang, ia pun harus berdalih agar mendapat tambahan waktu.

“Terkadang kalau lupa, itulah ya ujiannya. Ya, kita cari alasan lainlah supaya diundur waktunya,” katanya sambil tertawa.

“Tapi ada juga pelanggan yang gak ambil barangnya, pernah sampai setengah tahun gak datang-datang dia. Ya sudah numpuklah di mana-mana, sampai-sampai mau lapor polisi pun. Ya akhirnya kita buat peraturan harus kasih uang muka dan maksimal pengambilan itu 2 bulan,” tutup Ronald. (susan/hm16)

Previous article

Related Articles

Latest Articles