10.7 C
New York
Wednesday, March 27, 2024

Tolak Konversi Teh ke Sawit di Sidamanik, Warga Setop Aktivitas Alat Berat

Simalungun, MISTAR.ID

Ratusan masyarakat Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun yang tergabung dalam Persatuan Parsidamanik Se-Indonesia menggelar aksi unjuk rasa di PTPN IV Unit Kebun Teh Sidamanik, tepatnya di Kantor Bah Butong, Selasa (28/6/22).

Dalam aksi unjuk rasa itu, masyarakat beramai-ramai melakukan penghentian dan pengusiran alat berat dari lahan kebun teh, yang akan dikonversi menjadi tanaman sawit. Tampak tiga alat berat dihentikan masyarakat dan mengambil kunci dari alat berat tersebut.

Koordinator Aksi Bungaran Nainggolan kepada wartawan mengatakan, mereka sudah melakukan unjuk rasa kedua kalinya.

Baca Juga:Rame-rame Tolak Konversi Teh ke Sawit, PTPN IV Unit Sidamanik Tetap Ngotot

Aksi tersebut pun terlaksana karena masih beroperasinya alat berat di Bah Butong atau dilahan yang informasinya akan dikonversi.

“Ini adalah aksi yang kedua kami lakukan bersama masyarakat Sidamanik. Kami meminta pihak kebun teh Sidamanik menghentikan semua kegiatan yang berhubungan dengan konversi teh ke sawit,” tegas Bungaran Nainggolan yang merupakan Sekretaris Jendral Persatuan Parsidamanik Se-Indonesia.

Dikatakannya, tidak ada lagi negosiasi dengan pihak Kebun Teh Sidamanik, yang dimana pihak perkebunan tidak mendengar tuntutan mereka beberapa hari yang lalu.

“Tidak ada lagi negoisasi. Semua alat berat harus berhenti dan keluar dari lokasi ini,” tegasnya.

Koordinator aksi mengatakan, pihaknya akan turun ke Kantor PTPN IV yang ada di Medan, jika operasi atau kegiatan konversi tersebut masih dilanjutkan.

Baca Juga:Camat Sidamanik Dukung Aksi Warga Tolak Konversi Kebun Teh Jadi Sawit

Soal kerugian yang diutarakan pihak perkebunan Teh Sidamanik, massa meminta data rill jika memang benar perusahaan merugi selama puluhan tahun.

Massa menganggap bahwa isu kerugian hanya bualan belaka pihak perkebunan, yang dimana aktivitas karyawan, pabrik hingga bonus petinggi PTPN IV Sidamanik masih keluar.

“Kalau memang merugi, kenapa masih ada kegiatan, kenapa masih ada pabrik, kenapa masih ada karyawan, kenapa bonus mereka keluar,” kata Bungaran.

Massa juga mengancam, jika aktivitas konversi tetap dijalankan akan ada korban. “Korbannya bukan manusia, alat berat akan kami bakar,” ancam Bungaran.

Dasar penolakan konversi teh ke sawit juga diterangkan Bungaran. Menurutnya, daerah Sidamanik tidak pantas ditanami sawit, karena geografis daerah tersebut adalah daerah dingin, yang dimana tidak ada sejarahnya di daerah dingin ditanami sawit.

“Tidak ada sejarahnya di daerah dingin itu ditanami sawit, karena kadar minyaknya itu berkurang, tidak maksimal,” ucapnya.

Baca Juga:Babak Baru Konversi Teh ke Sawit, Komisi II DPRD Simalungun Keluarkan Rekomendasi Urus Ijin

Dia kembali menegaskan, masyarakat Kecamatan Sidamanik menolak tanaman sawit ditanam di Perkebunan Teh Sidamanik. “Jika mereka tidak bisa lagi mengelola teh, kembalikan lahan itu kepada masyarakat,” sebutnya.

Kemudian setelah menemui pihak PTPN IV Kebun Teh Sidamanik dalam diskusi kecil, Bungaran mengatakan, pihak PTPN IV Kebun Teh Sidamanik tidak berani membuat surat perjanjian, penghentian alat berat untuk tidak bekerja lagi.

“Tidak ada realisasi dari pihak kebun. Jadi kita akan bertahan dan besok kita akan kembali turun ke sini,” jelasnya.

Sementara SDM atau Humas Kebun Teh Sidamanik Ravi, akan menyampaikan seluruh tuntutan kepada Direksi PTPN IV.

Untuk saat ini, pihaknya tidak bisa memberikan keputusan, sehingga harus menyampaikan semuanya kepada pimpinan.(roland/hm12)

Related Articles

Latest Articles