-1.8 C
New York
Friday, January 10, 2025

Masyarakat Resah dengan Maraknya Aksi Pembegalan di Medan

Medan, MISTAR.ID

Aksi pencurian dengan kekerasan atau pembegalan yang akhir-akhir ini marak terjadi di Kota Medan membuat resah masyarakat. Dari sejumlah kasus yang terjadi, tidak sedikit korban berjatuhan.

Teranyar, Insanul Anshori Hasibuan yang merupakan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) tewas mengenaskan, pasca menjadi korban pembegalan di Jalan Mustafa Medan, Kecamatan Medan Timur, pada Rabu (14/6/23) lalu.

Wirda Hediyati, masyarakat Kecamatan Medan Tembung menilai, situasi seperti ini membuat seolah-olah nyawa saat mudah ditumpas, padahal ada hukum Hak Asasi Manusia (HAM) yang mengatur untuk hidup. Dikatakan, pelaku begal juga seolah-olah tidak takut dengan hukum.

Baca juga: Mengerikan! Cerita Warga Sunggal yang Nyaris Jadi Korban Begal di Medan

“Iya, resah. Seram keluar rumah kalau malam-malam. Yang saya khawatirkan juga ada keluarga  tiba-tiba jatuh sakit di malam hari dan mengharuskan dibawa ke Rumah Sakit (RS), kalau banyak (pelaku) begal gini kan ngeri kita. Terus, sekarang ini nyawa juga sudah kayak ayam, gampang kali dimatikan,” ucapnya, pada Selasa pagi (27/6/23).

Ia pun mengaku,semenjak maraknya aksi pembegalan di Kota Medan orang tuanya lebih protektif terhadap dirinya. Diungkapkannya, magrib paling lama harus sudah tiba rumah.

“Iya (protektif). Kalau keluar rumah pukul 18.00 WIB harus sudah gerak untuk pulang ke rumah dan magrib harus sudah di rumah. Kalau magrib belum sampai rumah, saya sudah ditelepon terus oleh orang tua,” ungkap Wirda.

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) itu pun menyampaikan pesan kepada aparat Kepolisian agar keamanan ebih ditingkatkan lagi.

Baca juga: Dianggap Berhasil Tekan Aksi Begal, DPRD Medan Minta Polisi Rutin Sweeping dan Penyekatan

“Jangan karena ada kamera CCTV, kurang keamanan dari pihak Kepolisian. Mungkin bisa lah dibuat shift-shift untuk jaga malam di kawasan yang rawan pembegalan. Maunya kalau ada begal dan (korban) minta tolong, langsung ada polisi yang sigap menolong,” tutur Wirda.

Keresahan juga diakui warga lainnya, Hijrah Alkhoir. “Resah, dong. Jadi agak berpikir 2 kali kalau keluar malam,” katanya.

Hijrah pun menganggap, dirinya tidak mempunyai kuasa untuk mengatasi persoalan tersebut. Tentunya, lanjut Hijrah, yang memiliki kewenangan memberantas pelaku begal adalah Kepolisian.

“Kita sebagai warga biasa hanya bisa waspada dan paham tanda-tanda dari aksi pembegalan, supaya dapat terhindar dari hal yang tidak diinginkan,” lanjut Hijrah.

Baca juga: Kata Aktivis Sosial Terkait Maraknya Pembegalan, Medan Seperti Rumah Hantu

Masyarakat lainnya, Elza Hasyim Nasution juga menyatakan hal yang serupa. Ia mengaku, resah dan cemas dengan maraknya aksi pembegalan ini.

“Menanggapi kondisi saat ini, tentunya merasa cemas, bahkan takut. Apalagi saya pribadi perempuan dan bekerja, kadang pukul 20.00 WIB masih di perjalanan mau pulang,” ujarnya.

Elza menuturkan, saat ini Kota Medan dalam kondisi benar-benar tidak aman. “Situasi ini sudah menjadi warning (peringatan) buat seluruh lapisan masyarakat, bahwa kondisi Medan saat ini benar-benar tidak aman mau kemana-mana,” terangnya. (deddy/hm16)

Related Articles

Latest Articles