4.7 C
New York
Sunday, November 3, 2024

SENYUMAN TUA ( KABUT) PEMBISIK KARSA

SENYUMAN TUA ( KABUT) PEMBISIK KARSA

Kabut itu mulai menyapa

membekap koar kata

membiaskan gelombang gema

menggambarkan tertangkap telinga

 

kabut itu baru saja berkata

menjepit riuh nan lena

mengharapkan senyum jiwa

menyambut sirnanya lara

 

wahai kabut teruslah menyangga

menyambut lembut sang suka

mengabaikan ragu sang duka

mewakili pembisik penuh karsa

 

dan, ketahuilah tidak semua orang akan mengerti perjalanan kabut

mereka hanya tahu kau terus berjalan,

tapi tak merasakan seruanmu

“ meski dari senyuman tua, selalu ada untuk selamanya”

#2023

 

SORAI  BEREMBUS  PADA  LAUT

tersimpan banyak sabda

menyapa erat di sukma

menyatu tanpa suara

merangkul kabut rasa

seakan mengajak bicara

 

terlihat ruang lega

menyelipkan sayup damba

walau menahan lelah curiga

bersimbah angan tak berdaya

derap gelap menyisakan hampa

 

hangatnya kadangkala mengunyah nelangsa

menyusuri berapi – api terbuai warna

setidaknya ada yang terbaca

walau semu membeku diraba

menggerutu tak kunjung jumpa

 

tak pernahkah ada

ternyanyikan perapian nada

bahwa, di laut  banyak tersimpan doa

bertalian pada satu nama

kepada Ilahi Sang  Maha Penguasa

#2021

 

LUKISAN TIGA PEREMPUAN

I

Perempuan  yang  sedang  merakit

tubuh lagi, kelak  yang  dilahirkannya

kuat  tanpa  harus  tumbang  oleh  badai

teriring  mitos  belum  tentu  bisa dipercaya

namun,  ranum  di setiap musim  berlalu

selalu ada yang  abadi dari

sepanjang  hayat  kasihnya

 

II

Perempuan  yang  belum  selesai

dengan dirinya

meredam  ramainya  isi  kepala

siapakah  dia  sesungguhnya ?

berkisah  memanjakan diri

dibalik  mereka  yang  tak  paham

merajut  kegelisahan  menjadi

lukisan  kehidupan

merangkai  keseimbangan serupa

pelajaran  hayat

…..benar – benar  tidak  paham

bahwa  ketidaktahuan  sumber

ketakutan

 

III

Perempuan  pengelana  pikiran

tempat  dimana  menyukai  hujan

membuatnya  menari  dalam  keteduhan

bertarung  bila  hanya gerimis;

karena ia hanya  mempercepat  kelam

dan  berjalan lambat

dibingkainya  langit  sebagai

catatan  musim  yang  terlipat

….ia hanya  terombang – ambing

di antara tetap menikmati

atau  pergi  menjauh ?

-2024

 

AKU, KAU DAN OMBAK

o, deburan ombak

menandak-nandak  kegirangan

segemerlap  sudut  langit  menyapa

meraungkan  biru  kepingan  bahagia

 

sarat  bertepas  gelap  merajai,

meski  aku dan  kau

kelewat  rapuh  menepuk

tak  beriringan  mengikuti  sabda  ombak,

tak  mengapa…

aku  dan  kau  terhuyung-huyung  bahagia,

karena  telah  bertukar  cerita

dan  menemukan  secawan  diri  kembali…

#2021

 

BERTAUT  DEBURAN  OMBAK

serupa  ombak,

kita  memeluk  kerinduan

 

serupa  menggulung,

kita  membasuh  kenangan

 

sampai  akhirnya  bertemu  bait  sela  lautan

untuk  siap  berkelana  kembali…

#2021

 

BUKU HARIAN KENANGAN

Ada  yang  ditawarkan  pada  kenangan

untukmu….

kisah  yang  kau  jalani

di sela  untaian kerinduanmu

; itu  adalah  waktu

 

Ada  yang  menggenggam  erat  kenangan

olehmu….

hati  kecil  yang  menggores  rasa

di mana  segalanya  pernah  terjadi

; itu  adalah  luka

 

Ada  yang  mendebukan diri untuk  kenangan

bagimu……

seperti menguburkan belulang  relung

yang  bertaut  senampan rehat

terus  ditumbuk  sejenak

; itu  adalah  pesan

 

Adalah tentang

…..memberikan  waktu

…..menerima  luka

…..menemukan  pesan

melalui  kenangan  ini

‘waspadalah  dengan  apa  yang  kau  kenang’

#2021

 SULTAN MUSA, berasal dari Samarinda – Kalimantan Timur. Tulisannya tersiar di berbagai  platform  media online &  media cetak  Nasional maupun Internasional.  Karya-karyanya  masuk  dalam  beberapa  Antologi  bersama  penyair  Nasional  &  Internasional. Buku tunggalnya bertajuk “Titik Koma” nomine buku puisi unggulan Penghargaan Sastra 2021 Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur. Dan puisinya terpilih juga pada event “Challenge Heart and Art for Change” Collegno Fòl Fest Turin – ITALIA (2024). Tercatat  pula  dibuku  “Apa  &  Siapa  Penyair  Indonesia  –  Yayasan  Hari  Puisi  Indonesia” Jakarta  2017. Adapun  Instagram  :  @sultanmusa97  (ril/hm27)

Related Articles

Latest Articles