9.1 C
New York
Saturday, April 20, 2024

Serapan Uang Saat Lebaran di Sumut Naik Hampir 100%

Medan, MISTAR.ID

Bank Indonesia Perwakilan Sumatera Utara (BI Sumut) mencatat hingga hari terakhir penarikan uang kebutuhan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1442 H/2021 ada kenaikan hampir 100% dari perkiraan awal yang ditetapkan di angka Rp2,6 triliun.

Menurut Kepala Perwakilan BI Provinsi Sumut Soekowardojo peningkatan ini menunjukkan perekonomian di Sumut mulai menunjukkan geliat perbaikan di triwulan II tahun 2021.

“Tercatat yang diserap itu sebesar Rp4,9 triliun, Serapan ini sudah kembali ke level sebelum Covid-19 di tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp4,8 triliun,” ujar Soekowardojo lewat pesan singkat, Rabu (19/5/21).

Baca Juga: Triwulan I 2021, Pertumbuhan Ekonomi Sumut Turun 1,85 Persen

Dengan meningkatnya serapan ini, pihaknya menurut Soeko melihat hal ini  sebagai tanda baik untuk perekonomian Sumut di triwulan II yang diproyeksikan lebih tinggi dibandingkan triwulan I tahun 2021 yang tercatat masih -1,85% (yoy).

Terus menguatnya kinerja ekonomi dunia akan mendorong akselerasi produksi eksportir dari usaha tambang dan industri pengolahan.

Usaha bangunan dan perdagangan juga akan mengalami akselerasi sejalan dengan semakin kondusifnya kegiatan operasional proyek baik proyek strategi nasional (PSN) terkait infrastruktur, optimisme Undang-Undang Cipta Kerja.

Baca Juga: Guna Pemulihan Ekonomi Nasional, BC Teluk Nibung Sharing Ceasion dengan GPEI Sumut

“Dan didorong ekspansi swasta, serta adanya HBKN Idul Fitri yang akan mendorong aktivitas penjualan eceran,” sebutnya.

Lebih lanjut Soeko mengatakan, saat triwulan I, capaian -185% (yoy) yang ditorehkan Provinsi Sumut memang lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar -2,94% (yoy). Namun demikian realisasi ini masih lebih rendah dari nasional yang sebesar 0,74% (yoy) dan juga dari Sumatera yang sebesar -0,86% (yoy).

Dari sisi permintaan, perbaikan terutama disebabkan oleh ekspor yang melonjak tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya khususnya kelompok komoditas industri makanan. Perbaikan kinerja ini didorong oleh geliat permintaan eksternal dari negara mitra dagang dan peningkatan harga komoditas. Perkembangan indikator purchasing managers’ index (PMI) di AS, Singapura, Zona Eropa, dan Jepang mengkonfirmasi hal tersebut.

Baca Juga: Pelaku Wisata Danau Toba, Dapat Bimtek  Pemasaran Ekonomi Kreatif dari Kemenparekraf

Meski masih mengalami kontraksi komponen investasi turut mencatatkan perbaikan. Di sisi lain, kontraksi lebih dalam pada konsumsi rumah tangga menahan perbaikan.

“Hal ini diduga karena pada triwulan yang sama tahun lalu, efek pandemi belum berpengaruh pada konsumsi masyarakat, bahkan juga terjadi fenomena panic buying,” lanjutnya.

Sementara dari sisi penawaran, perbaikan kinerja perekonomian didorong oleh perbaikan komponen utama yang secara keseluruhan menjadi cerminan dari optimisme vaksinasi Covid-19 serta perbaikan ekonomi global dan domestik.

Lebih lanjut, perbaikan industri pengolahan didorong oleh meningkatnya permintaan Tiongkok terhadap CPO menjelang hari raya Imlek.

Perbaikan pertanian terjadi karena adanya musim panen beberapa komoditas utama pada pertengahan hingga akhir triwulan I-2021. Namun demikian, meski menunjukkan adanya perbaikan, sektor perdagangan masih mengalami kontraksi yang cukup dalam sejalan dengan sisi permintaan.

“Hal ini juga diduga karena sepanjang triwulan I-2021, Sumut secara ketat melakukan PPKM Mikro,” pungkasnya.(anita/hm02)

 

Related Articles

Latest Articles