12.6 C
New York
Friday, April 26, 2024

Sektor Pertanian Dominasi PDB di Sumut

Medan, MISTAR.ID

Produk Domestik Bruto (PDB) di Sumatera Utara (Sumut) dari tahun ke tahun didominasi dari share sektor pertanian. Berbeda dengan nasional, dimana PDB ditopang oleh industri pengolahan.

Hal ini dikatakan Statistisi Ahli Madya Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Nizaruddin, Senin (17/10/2022). “Sangat besar dari sektor pertanian. Angkanya untuk tahun 2022 di triwulan II sekitar 23-25%,” katanya.

Selain itu, disebutkannya share sektor pertanian ini juga sektor yang paling tahan banting. Mengapa? Sehingga Indonesia krisis di 1998, namun sektor pertanian salah satu sektor yang tetap tumbuh positif. Begitu juga di 2022 pada saat Covid-19 melanda semua sub sektor anjlok seperti industri pengolahan tumbuh negatif lalu perdagangan besar dan kecil juga tumbuh negatif dan PDRB juga negatif.

Baca juga:Pemko Tebing Tinggi Panen Bersama dan Bantu Petani, Sektor Pertanian Didorong Lebih Produktif

“Tetapi sektor pertanian mampu tumbuh positif. Artinya, sektor pertanian itu merupakan sektor yanv menopang kehidupan penduduk di Provinsi Sumut. Tidak hanya Sumut saja, tapi Indonesia juga,” ungkapnya.

Tercatat juga di tahun 2021 sektor pertanian berwarna hijau artinya tumbuh positif. Sementara yang lainnya juga tumbuh negatif.

Kemudian penduduk Sumut juga menggantungkan hidupnya dengan pertanian. Ada 34,27% penduduk Sumut bekerja di sektor pertanian. “Ini berdasarkan data dari Sakernas Februari 2022. Sehingga bila ingin membangun Sumut, maka kita paling tidak, harus fokus dengan sektor pertanian. Karena mayoritas pekerja kita terjun di sana,” urainya.

Tetapi, diungkapkan Nizaruddin lagi, apa yang terjadi di sektor pertanian Sumut, apakah mulus-mulus saja? Ternyata setelah dilihat data, petani di Sumut mayoritas sudah berusia tua yakni 55-59 tahun.

“Selain itu, rata-rata upah petani kita di bawah UMK rata-rata memiliki upah Rp2,2 juta padahal UMK Rp2,5 memang para petani kita tidak di cover dari penetapan UMK karena tidak sektor formal. Tetapi, ini sebagai gambaran bahwa petani kita masih mendapatkan pendapatan lebih kecil dari UMK di Sumut,” jelasnya

Dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2021 tentang profil petani dari dua data petani saja dan penduduk Sumut. Didapatkan total penduduk petani yang mengakses internet hanya 41% jadi masih ada 61% lagi yang tidak bisa mengakses internet.

“Padahal dengan internet ini diharapkan petani mampu mendapatkan informasi tentang program pertanian yang baik, bagaimana cara pemasaran yang baik. Itu penting ya. Sehingga lambat laun dia bisa keluar dari yang namanya kemiskinan. Tapi kenyataanya bahwa petani kita masih 41% yang mengakses internet temasuk facebok, instagram, twitter dan lainnya,” ujarnya

Kemudian menurut dari sekolahnya, dari 100% petani kita ada 87,21% tidak bersekolah lagi, petani yang bersekolah ada 8,24% yang belum pernah sekolah ada 4,55%.

Baca juga:Menteri Pertanian Dukung Penuh Gubernur Sumut Kembangkan Pertanian Organik

Maka, untuk kondisi sekarang diperlukan digitalisasi petani dan harus ada pendampingan atau penyuluh pertanian. Sedangkan untuk kondisi jangka panjang diperlukan regenerasi petani. Hingga 2024 nanti, pemerintah menargetkan adanya regenerasi petani dengan menyasar 2,5 juta petani milenial. Target tersebut untuk menggali potensi petani muda agar tidak terjadi krisis pangan.

“Hal ini juga bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani. Agar cenderung tidak miskin, maka akses internet dan pendidikan petani harus ditingkatkan. Petani juga harus memiliki akses jaminan kesehatan, dan sumber air yang layak,” pungkasnya. (anita/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles