9.1 C
New York
Saturday, April 20, 2024

Pekan Ini, Pelaku Pasar Harus Berhati-hati

Medan, MISTAR.ID
Pada awal pekan ini, Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan akan tumbuh 5,3% pada tahun 2022.

Pertumbuhan ekonomi itu sendiri akan menjadi katalis positif bagi penguatan kinerja pasar keuangan, yang memang belakangan ini kerap diterpa kekuatiran akan adanya resesi, sehingga pergerakan pasar keuangan rawan koreksi di bursa saham.

Demikian dikatakan Pengamat Ekonomi Sumatera Utara (Sumut) Gunawan Benjamin, Senin (6/2/23). Sementara untuk kinerja mata uang rupiah, menurutnya diuntungkan.

Baca Juga:BI Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia 2023 Jadi 2,3 Persen

“Karena sejauh ini tekanan ekonomi terjadi di banyak negara besar, justru membuat rupiah diuntungkan karena US Dolar belakangan ini mengalami pelemahan. Jadi kalau melihat perkembangan ekonomi domestik sepekan ke depan, maka sentimennya ada di pertumbuhan ekonomi itu sendiri,” urai Dosen UISU itu.

Sementara, pertumbuhan ekonomi nasional di bawah ekspektasi saat ini, maka potensi tekanan pada bursa saham akan terjadi. Sedangkan mata uang rupiah juga berpeluang untuk melemah.

Namun, jika realisasinya adalah kenaikan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari ekspektasi, maka sebaiknya pelaku pasar juga berhati-hati karena pada perdagangan akhir pekan yakni pada, (10/2/23), Inggris akan merilis data pertumbuhan ekonomi tahun 2022.

Baca Juga:Pertumbuhan Ekonomi Global Diprediksi Melambat Dalam Satu Dekade

“Di mana secara year on year, pertumbuhan ekonomi Inggris diproyeksikan tumbuh -0,2%. Pertumbuhan negatif tersebut menjadi awal bagi kemungkinan terjadinya pertumbuhan negatif pada negara lainnya. Ancaman resesi global benar-benar tengah berjalan, dan akan membuat banyak negara besar yang mengalami kinerja perekonomian memburuk atau resesi,” bebernya.

Jadi kalaupun ada kenaikan kinerja pasar keuangan di awal pekan, maka kesempatan itu akan dimanfaatkan untuk merealisasikan keuntungan. Akan ada aksi jual seiring dengan penguatan pada kinerja bursa saham dalam dua pekan belakangan ini. Sebaiknya pelaku pasar dalam posisi siaga menghadapi kemungkinan tersebut.

“Realisasi pertumbuhan ekonomi yang lebih buruk dari -0,2% akan lebih banyak membawa tekanan dan penderitaan bagi pasar keuangan global. Namun jika realisasi pertumbuhan lebih baik dari -0,2%, maka ada harapan terjadinya pemulihan atau kemungkinan koreksi yang tidak sebesar yang dikuatirkan,” katanya

Baca Juga:Percepat Pertumbuhan Pembangunan dan Ekonomi, Pemprov Sumut Optimalisasi Kerja Sama Antardaerah

Sedangkan, prediksi kinerja pasar saham, level psikologis 7.000 atau resisten 7.020 akan menjadi batas uji bagi IHSG jika mengalami kenaikan nantinya.

Sementara, mata uang rupiah berpeluang untuk sedikit mengalami pelemahan dibandingkan dengan kinerjanya di akhir pekan kemarin. Rupiah berpeluang ditransaksikan dalam rentang 14.950 hingga 15.150 per US Dolarnya.

“Untuk harga emas, sekalipun kemarin mengalami tekanan hebat di akhir pekan. Emas masih berpeluang untuk bergerak volatile dalam rentang $1.835 hingga $1.900 per ons troy nya. Karena emas kerap diuntungkan oleh kinerja ekonomi yang memburuk, ditambah dengan tensi geopolitik yang mengalami peningkatan,” pungkasnya.(anita/hm10)

Related Articles

Latest Articles