7.1 C
New York
Wednesday, March 27, 2024

Meski Ekonomi Sumut Terus Tumbuh, BI Ingatkan Tren Kenaikan Inflasi

Medan, MISTAR.ID

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatera Utara (Sumut) Doddy Zulverdi menyampaikan, perkembangan ekonomi Sumut terus tumbuh pada triwulan II-2022 yakni sebesar 4,70% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya.

Meski saat ini kondisi global mengalami tekanan inflasi yang cukup tinggi, Provinsi Sumut mendapatkan windfall (rejeki nomplok) dari kenaikan harga komoditas di pasar global.

Selain itu, konsumsi masyarakat juga mengalami ekspansi seiring Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) Idulfitri dan melonggarnya restriksi mobilitas.

Baca Juga:Kinerja Ekonomi Sumut Tumbuh, Pengamat: Tetapi Sedang Tidak Baik-baik

“Penopang utama pertumbuhan ekonomi Sumut ini pada konsumsi rumah tangga sebesar 50,64% dan ini yang tertinggi. Lalu disusul konsumsi pemerintah, pertanian, industri, perdagangan, konstruksi dan real estate,” kata Doddy dalam pemaparannya di Rapat Tim Percepatan Inflasi Daerah (TPID), Forkopimda dan Bupati/Wali Kota se Sumut di Aula Tengku Rizal Nurdin, Kamis (25/8/22).

Perekonomian Sumut juga mulai pulih dan semakin membaik. Hal tersebut menurutnya, tercermin pada meningkatnya mobilitas masyarakat yang dapat mendorong peningkatan konsumsi. Peningkatan konsumsi masyarakat juga terkonfirmasi melalui peningkatan keyakinan konsumen dan indeks penjualan riil.

Hasil liaison (hubungan) BI juga mengkonfirmasi adanya potensi peningkatan permintaan domestik dan ekspor di tengah kenaikan biaya bahan baku, serta energi sebagai dampak krisis global yang terus berlanjut.

Namun Doddy juga mengingatkan Pemprov Sumut adanya tren peningkatan tekanan inflasi tahunan ke depan. Dilihat dari data pada Juli 2022 sebesar 6,43% (yoy) dan inflasi Sumut sebesar 5,62% (yoy) sehingga harus diwaspadai, karena telah melampaui sasaran inflasi nasional 3%±1%. Penyebab utama peningkatan tekanan inflasi Sumut tersebut adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau dan kelompok transportasi.

Baca Juga:Pemulihan Ekonomi Sumut Terus Berlanjut

Secara disagregasi, kelompok pangan menjadi penyumbang utama tekanan inflasi tahunan pada Juli 2022 dengan andil sebesar 2,83% (yoy) diikuti kelompok core inflation dengan andil 1,85% (yoy) dan kelompok administered price dengan andil 1,07% (yoy).

Kota Medan dengan pangsa inflasi mencapai 84,60% terhadap total inflasi Sumut mengalami tekanan inflasi tahunan pada Juli 2022 yang cukup tinggi sebesar 5,45% (yoy). Empat kota lainnya terpantau mengalami tren peningkatan tekanan inflasi tahunan yaitu Gunungsitoli sebesar 7,80% (yoy), Padangsidimpuan sebesar 7,15% (yoy), Sibolga sebesar 6,98% (yoy) dan Pematangsiantar sebesar 5,78% (yoy).

Sementara Plt Kepala Kanwil DJPb Provinsi Sumut Heru Pudyo Nugroho pada kesempatan itu menyampaikan tentang dinamika fiskal di Sumut. Antara lain menyoroti belanja pemerintah yang sampai saat ini perlu dioptimalkan. Yakni pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumut triwulan II tahun 2022 pada pengeluaran konsumsi pemerintah yang masih rendah yakni -0,01% (yoy).

Baca Juga:Ini Tantangan Perbaikan Ekonomi Sumut di 2022

Menurut Heru, realisasi belanja daerah di Sumut baru mencapai Rp20,15 triliun atau 33,86% dari pagu yang berdampak pada lambatnya ekonomi di daerah. Untuk itu, pemerintah daerah perlu melakukan percepatan belanja menerapkan pengawasan dalam bentuk Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA).

Seperti yang telah diterapkan pemerintah pusat dan menjadikan capaian belanja masing-masing OPD sebagai unsur Indikator Kinerja Utama (IKU) para Kepala OPD. (anita/hm12)

Related Articles

Latest Articles