10.1 C
New York
Wednesday, April 24, 2024

Mendag: Ekspor VSF Berpeluang Meningkat

MISTAR.ID – Pasca terbebas dari perpanjangan kedua pengenaan bea masuk antidumping (BMAD) di India, Indonesia berpeluang lebih tinggi untuk ekspor produk serat rayon viskose atau viscose staple fibre (VSF).

Hal ini dikatakan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan. “Dengan dibatalkannya pengenaan kembali BMAD ini, akses pasar produk serat rayon viskose akan sangat terbuka lebar. Peluang ekspor ini perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh produsen dan eksportir Indonesia,” ujar Zulkifli melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (11/5/23).

Pembatalan BMAD produk VSF berdasarkan laporan Semi-Annual Report Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang diterbitkan Pemerintah India pada 19 April 2023.

Adanya putusan tersebut, rekomendasi akhir dari Directorate General Trade Remedies (DGTR) India yang terbit pada 19 Desember 2022 dinyatakan batal. Eksportir Indonesia pun tidak lagi dikenakan BMAD sebesar 0,103-0,512 dolar AS per kilogram.

Baca Juga: Jadi Perhatian Khusus Pemerintah, Pakaian Bekas Impor Dibredel

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag RI Budi Santoso juga menyatakan hal senada. “VSF merupakan salah satu produk tekstil Indonesia dengan nilai ekspor yang cukup besar ke India. Pembatalan ini menjadi kabar gembira bagi eksportir Indonesia untuk mempertahankan serta meningkatkan nilai ekspor produk unggulan ke India,” kata Budi.

Perlu diketahui, pembelaan kasus dimulai sejak penyelidikan awal pada 2009. Penyelidikan perpanjangan kedua pada 2021 sempat menghasilkan putusan pembatalan perpanjangan pada 31 Juli 2021.

Namun, industri domestik India mengajukan banding ke Pengadilan Pajak India (Customs, Excise & Service Tax Appellate Tribunal/CESTAT) terhadap putusan pembatalan tersebut. Pengadilan Pajak India pun menganulir pembatalan perpanjangan sebelumnya. Kasus VSF di India ini bermula pada 19 Maret 2009.

Saat itu, otoritas DGTR India menginisiasi penyelidikan antidumping untuk VSF dengan kode HS 5504.10.00 asal Tiongkok dan Indonesia.

Baca Juga: Dugaan Korupsi Perjalanan Dinas DPRD Deli Serdang, Warga Minta Segera Diungkap

VSF adalah serat alami dan mudah terurai yang bisa diperoleh dari produk-produk sehari-hari, seperti tekstil, tisu basah, serta produk-produk perawatan diri. Produk VSF Indonesia sudah memiliki pasar yang cukup besar di India.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, kinerja ekspor VSF Indonesia ke India mencapai nilai tertinggi pada 2022 yaitu sebesar 110 juta dolar AS. Sementara itu, untuk periode Januari-Februari 2023, nilai ekspor VSF Indonesia ke India tercatat sebesar 11,05 juta dolar AS atau naik 32,18 persen dari periode yang sama pada 2022 yang sebesar 8 juta dolar AS. (antara/hm20)

Related Articles

Latest Articles