12.6 C
New York
Friday, April 26, 2024

Kenaikan Dolar AS Akibat Lowongan Pekerjaan dan Meredanya Inflasi Jerman

New York, MISTAR.ID

Akibat data lowongan pekerjaan di Amerika Serikat (AS) dan inflasi Jerman yang mereda, menyebabkan Dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (30/5/23) atau Kamis (31/5/23) pagi WIB.

Namun kenaikannya dibatasi, setelah pejabat Fed menyarankan melewatkan kenaikan suku bunga Juni 2023.

Indeks Dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,16 persen menjadi 104,3344 persen.

Baca juga: Harga Emas Terpantau Sedikit Melemah, Dolar AS Menguat

Data yang dirilis oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) menunjukkan, lowongan pekerjaan di AS  mencapai 10,1 juta pada April. Ini melampaui ekspektasi pasar sebesar 9,375 juta dan juga lebih tinggi dari angka revisi dari periode sebelumnya 9,745 juta.

BLS mengungkapkan, penurunan jumlah orang yang berhenti dari pekerjaan mereka sebesar 286.000 menjadi 5,7 juta pada bulan April. Sementara jumlah karyawan tetap relatif tidak berubah di 6,1 juta.

Karena ketatnya pasar tenaga kerja telah menjadi salah satu alasan yang dikutip oleh beberapa pejabat Federal Reserve untuk mengadvokasi kenaikan suku bunga lebih lanjut, data lowongan pekerjaan memberikan optimisme baru untuk indeks dolar AS.

Baca juga: Dolar AS “Rebound” Karena Inflasi Harga Produsen Merusak Sentimen

Presiden Federal Reserve Cleveland, Loretta Mester mengatakan, tidak melihat alasan yang kuat untuk menghentikan kenaikan suku bunga di tengah tekanan inflasi yang keras.

Namun, dolar AS mempersempit kenaikannya setelah komentar dovish dari Gubernur Federal Reserve, Philip Jefferson dan Presiden Federal Reserve Philadelphia, Patrick Harker pada Rabu (31/5/23) sore.

Sebelumnya, setelah Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan lowongan kerja naik, suku bunga berjangka AS memperkirakan peluang kenaikan sebesar 71 persen.

Baca juga: Harga Minyak Turun karena Kekhawatiran Permintaan dan Penguatan Dolar AS

Selain itu, meredanya inflasi di Jerman juga menyebabkan melemahnya Euro. Data awal dari Kantor Statistik Federal Jerman menunjukkan Rabu (31/5/23) indeks harga konsumen ukuran dari apa yang dibayar untuk barang dan jasa naik 6,1 persen tahun ke tahun pada Mei, diukur dengan standar nasional dibandingkan dengan kenaikan 7,2 persen pada April.

Pada akhir perdagangan New York, Euro turun menjadi 1,0673 Dolar AS dari 1,0719 Dolar AS pada sesi sebelumnya. Sementara Pound Inggris naik menjadi 1,2417 Dolar AS dari 1,2392 Dolar AS.

Dolar AS dibeli 139,3160 Yen Jepang, lebih rendah dari 139,8380 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS meningkat menjadi 0,9115 Franc Swiss dari 0,9062 Franc Swiss, dan turun menjadi 1,3576 Dolar Kanada dari 1,3602 Dolar Kanada. Sementara Dolar AS turun menjadi 10,8701 Krona Swedia dari 10,8802 Krona Swedia. (antara/hm16)

Related Articles

Latest Articles