7.6 C
New York
Thursday, April 25, 2024

Kemenperin Promosikan RI Sebagai Jendela Industri 4.0 Dunia

Jakarta, MISTAR.ID

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) jor-joran memromosikan Indonesia sebagai jendela industri 4.0 bagi dunia. Kehadiran Paviliun Indonesia dalam event World Expo Dubai yang digelar mulai 22 hingga 28 Oktober 2021, dalam promosinya tetap konsisten mendorong sektor manufaktur tanah air agar dapat bertransformasi menuju industri 4.0.

“Pemerintah Indonesia terus mendukung setiap sektor manufaktur yang menerapkan industri 4.0. Hal ini sesuai dengan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0,” kata Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin Eko S.A. Cahyanto melalui keterangnnya di Jakarta, Selasa.

Upaya strategis ini diyakini dapat meningkatkan daya saing industri nasional di kancah global karena dapat menghasilkan produk berkualitas dengan lebih efisien.

Baca Juga: Singkong Beku Indonesia jadi Pangan Lokal Mendunia

“Saat ini, berbagai sektor industri sudah menerapkan teknologi digital industri 4.0 dalam proses produksinya. Bahkan, digitalisasi mereka mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan skala global,” katanya.

Melalui program asesmen Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0), Kemenperin telah menetapkan sejumlah sektor industri sebagai national lighthouse.

Mereka, lanjutnya, diharapkan nantinya dapat menjadi global lighthouse yang mangadopsi industri 4.0.

Baca Juga: Mencegah Krisis Energi, Indonesia Harus Tingkatkan Industri Migas

“Mereka akan dijadikan contoh dalam bertransformasi digital atau menerapkan teknologi industri 4.0. Sebab, perusahaan-perusahaan ini dianggap layak menjadi role model bagi pelaku industri di sektornya serta dapat menjadi mitra dialog pemerintah dalam implementasi industri 4.0 di Indonesia,” ujar Eko.

Guna menjalankan Making Indonesia 4.0, saat ini telah dipilih tujuh sektor yang mendapat prioritas pengembangan dalam menerapkan digitalisasi, yaitu industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, elektronik, otomotif, kimia, farmasi, serta alat kesehatan.

“Melalui sektor-sektor ini, kami optimistis bahwa Indonesia akan mampu berkompetisi secara global,” imbuhnya.

Baca Juga: Untuk Mempertahankan Industri Rokok, Pemerintah Perlu Membuat Roadmap IHT

Lima sektor pertama dipilih karena mampu memberikan kontribusi sebesar 60 persen untuk PDB, kemudian menyumbang 65 persen terhadap total ekspor, dan menyerap 60 persen tenaga kerja di sektor industri.

Sedangkan sektor farmasi dan alat kesehatan didorong untuk mampu mewujudkan kemandirian di dalam negeri.

“Dari sektor-sektor unggulan ini, kami juga optimistis, target Indonesia masuk dalam jajaran 10 negara yang memiliki perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030 bisa terwujud,” tutur Eko.

Untuk mengakselerasi sasaran tersebut, menurut Eko, diperlukan upaya kolaborasi Indonesia dengan sejumlah negara mitra.

“Tujuannya antara lain meningkatkan investasi dalam rangka penguatan struktur manufaktur di dalam negeri sekaligus mendorong substitusi impor,” ujarnya.

Duta Besar Indonesia untuk Abu Dhabi Husin Bagis menuturkan bahwa hubungan kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan Uni Emirat Arab semakin berkembang dengan baik.

“Kedua belah pihak telah membincangkan rencana peningkatan perdagangan dan investasi, bahkan hingga kerja sama di bidang ketahanan dan Kesehatan,” ungkapnya.

Husin mengemukakan akan terdapat kerja sama investasi senilai 10 miliar dolar AS antara perusahaan Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA).

Rencananya MoU ini akan disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada 3-4 November mendatang saat mengunjungi Abu Dhabi dalam rangka mengadiri Expo 2020 Dubai 2021 sekaligus juga akan mengunjungi Paviliun Indonesia.

“Kerja sama investasi tersebut akan meliputi sejumlah sektor, mulai dari infrastruktur baik pelabuhan laut ataupun udara, energi terbarukan, kesehatan, telekomunikasi, startup, dan pariwisata,” katanya.(ant/hm02)

 

Related Articles

Latest Articles