9.1 C
New York
Friday, March 29, 2024

Ikan Segar Mahal Picu Kenaikan Harga Daging Ayam

Medan, MISTAR.ID

Selain konsumsi yang tinggi untuk daging ayam yang terjadi menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Mahalnya harga ikan segar ternyata picu kenaikan harga daging ayam di Kota Medan.

Seperti yang dikatakan Pengamat Ekonomi yang juga Praktisi UIN Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin. Bahwa melonjaknya harga daging ayam belakangan ini mulai terungkap penyebabnya.

“Dari hasil evaluasi yang saya lakukan, Terungkap bahwa ketersediaan ikan segar di pasar yang menurun atau bahkan langka untuk beberapa jenis ikan segar, telah memicu kenaikan harga ikan itu sendiri. Sehingga masyarakat mengalihkan konsumsinya ke sumber protein lain khususnya daging ayam,” kata Gunawan, Jumat (24/12/2021).

Baca juga:Harga Ikan Basah di Medan Masih Mahal, Warga Pilih Ayam dan Tempe

Dari hasil pantauannya dilapangan, harga daging ayam hidup dijual dikisaran Rp23.000 hingga Rp25.000 per kg. Sementara khusus untuk daging ayamnya saja, harganya itu dikisaran angka Rp35.000 hingga Rp37.000  per kg nya.

“Cukup mahal memang, dan pemulihan harga daging ayam ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Maka, peternak harus menambah pasokannya dan baru bisa dipanen dalam kurun waktu 1 hingga 1,5 bulan kemudian. Akan tetapi, tidak lantas semua peternak akan menambah jumlah ternak ayamnya. Mengingat akibat dari kelangkaan ikan segar ini dipicu oleh tingginya gelombang laut yang membuat nelayan enggan melaut,” ungkapnya.

Sementara itu, menurut Gunawan, bagi peternak yang lantas menambah pasokan, ini resikonya ada bagi mereka. Disaat pasokan di tambah, yang dikuatirkan adalah kemungkinan harga kembali anjlok jika nantinya pasokan ikan kembali melimpah di pasar. “Tetapi untuk peternak yang menjadi mitra (plasma) perusahaan tertentu, saya yakin mereka akan menambah pasokan yang nantinya akan membuat harga daging ayam mencapai titik keseimbangan baru (turun),” sebutnya

Dari hasil observasi yang telah dilakukan Gunawan juga telah menemukan beberapa responden yang ternyata mulai merubah pola konsumsinya. “Untuk masyarakat yang mengkonsumsi daging babi, sejak ada flu babi Afrika  yang sempat memicu kenaikan harga. Ternyata konsumen tersebut belum sepenuhnya kembali ke pola konsumsi semula. Padahal kejadian ini sudah berlangsung sekitar 2 tahun silam. Dan tidak jarang masyarakat mengutarakan bahwa untuk acara adat tertentu, mereka lebih menggunakan daging ayam saat ini. Meskipun memang masih perlu didalami apakah stok daging babi yang memang belum kembali seperti sebelumnya, atau memang kebiasaan masyarakat itu sendiri yang telah berubah,” jelasnya.

Seiring dengan hal tersebut, daging ayam ternyata masih menjadi alternatif pengganti daging babi. Ini juga membuat tren konsumsi daging ayam tetap tinggi. Namun, kalau berbicara harga, harga daging ayam yang bertahan mahal di atas Rp33.000 per kg itu biasanya tidak berlangsung lama. Hal ini kerap diimbangi dengan ketersediaan stok di pasar.

Baca juga:Ikan Kosong di Pasar Tradisional Siantar, Didominasi Udang

“Saya menyimpulkan bahwa, jika tren konsumsi daging masyarakat naik nantinya. Apapun itu pemicunya mulai dari faktor cuaca atau pemulihan daya beli. Saya yakin harga daging ayam akan kembali ke titik keseimbangan yang semula. Selama tidak ada kenaikan biaya produksi. Dan dengan sebaliknya, kalaupun nanti alternative selain daging ayam membaik stok atau persediaannya. Bukan berarti harganya akan bertahan murah. Mungkin murah hanya sesaat dan selanjutnya kembali normal. Karena peternak akan menyeimbangkan stoknya,” ungkapnya lagi.

Jadi saat ini, sekalipun tren konsumsi daging ayam masyarakat tinggi. Namun Gunawan berkeyakinan bahwa harga akan menemui titik keseimbangan baru nantinya. Dan menjelang Nataru harga daging ayam akan bertahan di level sekarang. Tetap ada fluktuasi ringan, karena memang saat liburan stok dipasar ini juga kerap terganggu dan harga kerap naik turun.

Terpisah, amatan di Pasar Simpang Limun Medan harga ikan memang tergolong mahal lantaran cuaca buruk yang membuat nelayan enggan melaut. Dikatakan Suci salah satu pedagang ikan segar di sana karena harga ikan mahal banyak maayarakat yang membeli daging ayam.

“Sudah lama memang harga ikan segara ini mahal. Hari ini saja stok gak banyak ditambah harga yang mahal. Ikan dencis biasanya Rp30.000 an sekarang Rp50.000 per kg. Ikan aso-aso pun biasanya Rp 20.000 an sekarang Rp32.000 per kg. Apalagi ikan kembung kita jual Rp45.000 per kg sama juga dengan ikan tongkol atau ikan ambu-ambu. Lagian memang susah dapat stok. Bahkan mau tahu nanti bisa kosong stok ikan. Makanya gak heran kalau harga ayam mahal karena banyak yang beli,” pungkasnya. (anita/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles