18.6 C
New York
Thursday, April 25, 2024

Ekonomi RI Tumbuh 5,72 Persen Kuartal III 2022, Airlangga Sebut Ini Penyebabnya

Jakarta, MISTAR.ID

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, laju ekonomi Indonesia yang tumbuh 5,72 persen (year on year/yoy) pada kuartal III-2022 merupakan kinerja yang impresif. Sebab, RI tetap mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang positif di tengah perekonomian global yang melemah.

“Di tengah perekonomian dunia yang terkoreksi ke bawah, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencatatkan kinerja yang impresif. Pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2022 mencatatkan pertumbuhan impresif yaitu 5,72 persen,” ungkapnya dalam konferensi pers, Senin (7/11/22).

Ia menjelaskan, pertumbuhan positif itu ditopang dari sisi pengeluaran, yakni konsumsi rumah tangga tumbuh solid sebesar 5,39 persen. Kemudian pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi tercatat tumbuh sebesar 4,96 persen.

Baca Juga:Presiden Jokowi Yakin Tahun Depan Ekonomi Indonesia Tetap Terang

Sementara dari sisi sektoral, transportasi pergudangan dengan pertumbuhan mencapai 25,81 persen, serta akomodasi, makanan dan minuman yang tumbuh 17,83 persen.

“Ini seiring dengan pulihnya mobilitas masyarakan akibat penanganan pandemi yang baik dan terkendali,” kata Airlangga.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi secara spasial juga menguat, didorong beberapa daerah yang menunjukkan kinerja positif. Terlebih, hampir seluruh provinsi laju pertumbuhan ekonominya lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Juga:Badai 5C Diwaspadai Terjang Ekonomi Indonesia

Namun, diakuinya bahwa Pulau Jawa masih mendominasi kontribusi pertumbuhan ekonomi nasional yang dengan porsi 56,3 persen.

“Di sisi lain, wilayah timur kinerjanya impresif. Sulawesi pertumbuhannya 8,2 persen secara tahunan. Demikian pula di Maluku dan Papua, juga pertumbuhannya impresif,” kata dia.

Kendati demikian, Airlangga mengatakan, pemerintah akan tetap mewaspadai penurun harga komoditas dan pelemahan permintaan global. Sebab, selama ini perekonomian RI cukup diuntungkan dengan kenaikan harga komoditas di pasar global.

“Tantangan ke depan yang perlu diwaspadai tentunya penurunan harga komoditas dan pelemahan permintaan global,” ungkapnya. (kompas/hm14)

Related Articles

Latest Articles