18.4 C
New York
Friday, August 23, 2024

Tiongkok Uji Coba Pesawat Nirawak Mengangkut 3,2 Ton

Tiongkok, MISTAR.ID

Penerbangan Tiongkok mencatat tonggak sejarah baru dengan uji terbang pesawat nirawak sipil tak berawak yang mampu mengangkut kargo hingga 3,2  ton, saat produsen pesawat nirawak menguji coba pesawat nirawak yang semakin besar untuk mengantisipasi permintaan domestik di masa mendatang.

SA750U tak berawak yang dikembangkan oleh pembuat pesawat tak berawak yang berpusat di provinsi Hunan selatan menyelesaikan uji terbang selama 40 menit pada Kamis (22/8/24) pagi.

Pesawat itu dapat beroperasi hingga ketinggian 7.300 meter (24.000 kaki) dan terbang sejauh 2.200 km (1.367 mil).

Produsen di negara pembuat drone terbesar di dunia tengah menggenjot uji terbang, sementara Tiongkok melonggarkan pembatasan wilayah udara dan memberikan insentif guna membangun ekonomi dataran rendah yang menurut otoritas dapat menjadi industri senilai 2 triliun yuan ($280 miliar) pada tahun 2030, naik empat kali lipat dibanding tahun 2023.

Baca juga: Pesawat Nirawak Houthi Dihancurkan Koalisi Pimpinan Saudi

Uji terbang SA750U dilakukan segera setelah uji coba pesawat nirawak awal bulan ini oleh produsen asal Sichuan yang mengklaim memiliki kapasitas muatan 2 ton.

Dua bulan lalu, Badan Usaha Milik Negara China, Aviation Industry Corp, menguji pesawat nirawak dengan kapasitas hanya 700 kg.

Menurut orang dalam industri China, drone kargo menjanjikan waktu pengiriman yang lebih singkat dan biaya transportasi yang lebih rendah. Drone juga dapat lepas landas atau mendarat di lokasi yang tidak memiliki infrastruktur penerbangan konvensional, seperti ruang atap di kota-kota yang padat penduduk.

China telah memulai pengiriman komersial menggunakan pesawat nirawak. Pada bulan Mei, sebuah perusahaan pengiriman raksasa SF Express mulai mengirimkan buah segar dari pulau Hainan ke Guangdong.

Dalam laporan tahun ini, pemerintah mengidentifikasi ekonomi dataran rendah sebagai mesin pertumbuhan baru untuk pertama kalinya, dengan mobilitas vertikal dipandang sebagai “kekuatan produktif baru” di berbagai bidang seperti transportasi penumpang dan kargo. (mtr/hm17)

Related Articles

Latest Articles