Jakarta, MISTAR.ID
Menurut penelitian Geophysical Research Letters, Indonesia menjadi negara paling cepat tenggelam dalam 10 tahun ke depan. Posisi Indonesia sendiri berada di peringkat kedua setelah China.
Penelitian ini mengidentifikasi bahwa 33 kota pesisir di dunia tenggelam lima kali lebih cepat dibandingkan kenaikan permukaan laut. Beberapa kota di Asia, termasuk Semarang di Indonesia, mengalami penurunan tanah yang mengkhawatirkan, mencapai 20-30 milimeter per tahun.
Penurunan permukaaan tanah di kota-kota pesisir terutama disebabkan oleh eksploitasi air tanah dan beban infrastruktur yang berat. Di Indonesia, kondisi ini menjadi salah satu alasan utama di balik pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara di Kalimantan.
Langkah ini dipandang sebagai upaya untuk mengurangi dampak penurunan tanah dan kenaikan muka laut terhadap populasi yang besar di wilayah pesisir Jakarta.
Baca juga: Penelitian: Alien Tinggal di Bawah Tanah Planet Mars
Untuk menghadapi ancaman ini, Presiden Prabowo Subianto berencana membangun tanggul laut raksasa atau giant sea wall yang membentang dari Banten hingga Jawa Timur. Hal ini diungkapkan oleh Hashim Djojohadikusumo, Utusan Khusus Presiden Bidang Energi dan Lingkungan Hidup, yang menekankan bahwa proyek tanggul ini harus segera dimulai untuk melindungi wilayah pesisir, khususnya sawah-sawah di pantura Jawa yang terancam tenggelam.
“Program Pak Prabowo bikin tanggul laut raksasa dari wilayah Banten sampai ke Jawa Timur. Program ini bisa menghabiskan waktu hingga 20 tahun. Mungkin dua atau tiga presiden yang melaksanakan. Tapi harus mulai sekarang,” ujar Hashim, seperti dilansir dari CNN Indonesia, Senin (4/11/24).
“Jika tidak dibuat tanggul laut raksasa, sawah-sawah di pantai utara akan tenggelam. Ini semacam darurat,” tambahnya.
Baca juga: Ekonomi Tanah Air Tunjukkan Geliat Penurunan
Penelitian terkait Indonesia akan tenggelam tidak hanya dari Geophysical Research Letters. Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden juga memprediksi bahwa kenaikan permukaan laut dapat memaksa Indonesia memindahkan ibu kotanya. Mengingat Jakarta berada dalam risiko tinggi terkena dampak perubahan iklim.
Prediksi ini semakin relevan dengan data dari NASA yang menunjukkan kenaikan permukaan laut global sekitar 10,1 cm sejak 1993 akibat pemanasan global. (cnn/hm20)