8.9 C
New York
Monday, October 28, 2024

Ilmuwan Cina Ciptakan Magnet Resistif Terkuat di Bumi

Beijing, MISTAR.ID

Diinformasikan seorang peneliti Negeri Tirai Bambu sukses membuat magnet resistif terkuat di Bumi yang menghasilkan medan magnet stabil sebesar 42,02 tesla.

Tertera jika medan magnet ini memiliki kekuatan lebih dari 800.000 kali dari dunia.

Magnet resistif yang terdiri dari kawat logam melingkar ini lazimnya dipakai di sejumlah fasilitas penelitian magnet di semua dunia. Prestasi itu dinilai merupakan terobosan besar lainnya bagi CHMFL (Laboratorium Medan Magnet Tinggi, Akademi Ilmu Pengetahuan Cina), menyusul kesuksesan di tahun 2022 dengan magnet hibrida 45,22 tesla terkuat di dunia.

Baca juga:Ilmuwan Tangkap Suara Menyeramkan dari Medan Magnet Bumi

Penilaian lembaga tersebut, nyaris hampir 4 tahun usaha terus-menerus yang dilakukan, para ilmuwan dan insinyur menyempurnakan bentuk magnet, mengoptimalkan tahapan pembuatannya, dan mencapai medan magnet stabil sebesar 42,02 tesla dengan catu daya 32,3 MW, melalui rekor 41,4 tesla yang ditetapkan oleh Laboratorium Medan Magnet Tinggi Nasional Amerika Serikat (AS) pada tahun 2017.

Dirangkum dari interesting engineering, Selasa (22/10/24), pendapat Joachim Wosnitza, seorang fisikawan di Laboratorium Medan Magnetik Tinggi Dresden di Jerman, magnet pemecah rekor kepunyaan Cina sebagai landasan terhadap pengembangan magnet andal yang dapat menahan medan magnet yang lebih kuat.

Perkembangan itu mampu membuka jalan bagi para ahli untuk membeberkan fisika baru yang tidak terduga. Magnet medan tinggi merupakan alat penting untuk mengeksplorasi sifat tersembunyi dari material canggih contohnya superkonduktor, yang bisa menyalurkan arus listrik tanpa menghasilkan panas yang terbuang pada suhu begitu rendah.

Termasuk bisa memberikan peluang untuk memantau fenomena fisik yang sama sekali baru dan memanipulasi kondisi materi, sehingga memberikan wawasan berharga tentang fisika materi terkondensasi.

Fisikawan lainnya, Alexander Eaton berpendapat, medan magnet tinggi sangat bermanfaat untuk eksperimen yang membutuhkan pengukuran begitu sensitif, sebab meningkatkan resolusi dan mempermudah pendeteksian fenomena halus.

Baca juga:Temuan Baru, Bumi Terjebak di Terowongan Magnet Raksasa

Masing-masing tesla tambahan sangat meningkatkan ketepatan pengukuran ini, memungkinkan pengetahuan yang lebih jelas bagi efek fisik yang susah dimengerti.

Guanli Kuang, tenaga ahli medan magnet tinggi di SHMFF (Fasilitas Medan Magnet Tinggi Tetap milik Akademi Ilmu Pengetahuan China), ikut menerangkan bahwa tim tersebut mendedikasikan waktunya selama bertahun-tahun dalam menyempurnakan magnet itu demi menggapai rekor baru dan mereka memahami bahwa pencapaian tersebut tidaklah gampang.

Walaupun teknologi yang digunakan lebih tua, magnet resistif bisa mempertahankan medan magnet tinggi untuk durasi yang lebih lama daripada magnet hibrida atau superkonduktor yang terkini.

Magnet resistif juga memberikan sebuah laba dalam menaikkan medan magnetnya dengan segera, sehingga sangat berfaedah kala dipergunakan untuk penelitian. Akan tetapi bukan cuma kelebihan, magnet ini juga mempunyai kekurangan yakni konsumsi daya yang besar, sehingga menyebabkan biaya untuk pengoperasiannya masuk kategori tidak murah.

Contohnya, magnet resistif SHMFF ini membutuhkan 2,3 megawatt listrik untuk mencapai medan yang memecahkan rekor, sehingga memerlukan pembenaran ilmiah yang kuat terhadap pemakaian sumber daya.

Baca juga:Studi Baru, Anjing Menggunakan Medan Magnet Bumi untuk Menavigasi

Hambatan konsumsi daya tinggi sendiri memicu terjadinya pengembangan magnet hibrida dan superkonduktor penuh yang bisa menghasilkan medan magnet tinggi dengan energi lebih sedikit.

Tahun 2019, peneliti NHMFL sudah menciptakan magnet superkonduktor kecil yang sempat mencapai medan 45,5 tesla dan saat ini tengah mengerjakan magnet superkonduktor 40 tesla yang lebih besar untuk eksperimen.

Selain itu, tim SHMFF juga sedang membangun magnet hibrida 55 tesla. Walaupun magnet yang baru ini diharapkan bakal lebih murah dalam pengoperasiannya, namun tantangan seperti biaya lebih mahal dan sistem pendinginan yang susah tidak dapat dielakkan. (mrdk/hm16)

Related Articles

Latest Articles