-1.7 C
New York
Saturday, January 11, 2025

Asteroid yang Mengorbit Bumi Mulai Menjauh

Jakarta, MISTAR.ID

Bulan mini berupa batuan asteroid yang telah mengorbit Bumi selama dua bulan terakhir mulai menjauh dari orbit planet kita pada 25 November, melanjutkan perjalanan panjangnya melintasi tata surya.

Asteroid seukuran bus yang dikenal dengan nama 2024 PT5, saat ini berada sekitar 2 juta mil (3,2 juta kilometer) dari Bumi dan mulai menjauh akibat pengaruh gravitasi Matahari.

Batuan luar angkasa ini pertama kali terdeteksi oleh Asteroid Terrestrial-Impact Last Alert System (ATLAS) pada 7 Agustus dan terjerat oleh gravitasi Bumi pada 29 September, sehingga mengelilingi planet kita satu kali penuh sebelum akhirnya dijauhi oleh Matahari.

Objek yang mengorbit Bumi untuk sementara waktu, sering disebut sebagai bulan mini, masih menyimpan misteri asal-usulnya. Para ilmuwan memiliki alasan kuat untuk meyakini bahwa asteroid ini mungkin merupakan bongkahan dari bulan, yang terlempar akibat tumbukan asteroid besar yang terjadi berabad-abad lalu.

“Mengingat kesamaan gerakan asteroid 2024 PT5 dengan pergerakan planet kita, para ilmuwan di pusat studi objek dekat Bumi NASA menduga bahwa objek ini mungkin merupakan pecahan batu besar yang terlempar dari permukaan bulan setelah tumbukan asteroid di masa lalu,” ujar Josh Handal, analis program di Kantor Koordinasi Pertahanan Planet NASA dilansir dari LiveScience, Kamis (28/11/24).

Baca Juga : NASA Incar Europa untuk Temukan Kehidupan di Luar Bumi

“Meski benda-benda buatan manusia seperti roket dari peluncuran bersejarah juga dapat ditemukan di orbit serupa Bumi, setelah menganalisis pergerakan objek ini, kami dapat memastikan bahwa 2024 PT5 kemungkinan besar berasal dari alam,” tambah Handal.

Meski sekarang terjerat gravitasi Matahari, ini bukanlah kali terakhir kita melihat ‘pendamping’ sementara ini. Asteroid tersebut akan melintas kembali di dekat Bumi pada Januari, dengan jarak yang lebih dekat, yakni 1,1 juta mil (1,78 juta km), dan dengan kecepatan dua kali lipat dari kecepatan saat ini, sebelum kembali melanjutkan perjalanan mengelilingi Matahari.

NASA berencana untuk memantau penerbangan tersebut selama seminggu menggunakan antena Radar Tata Surya Goldstone di Gurun Mojave, California, yang merupakan bagian dari Deep Space Network milik badan antariksa tersebut.

Setelah melintasi Bumi pada Januari, pengamat asteroid harus menunggu hingga tahun 2055 untuk melihat kembali bongkahan bulan tersebut, yang diperkirakan akan kembali mengorbit Bumi. Namun, bulan mini seperti ini bukan hanya menarik bagi para penggemar luar angkasa.

Penelitian menunjukkan bahwa batuan ini menyimpan mineral berharga dan air yang dapat digunakan sebagai bahan bakar roket, menjadikannya batu loncatan yang ideal bagi perusahaan-perusahaan yang berniat menambang asteroid. (mtr/hm24)

Syahrial Siregar
Syahrial Siregar
Alumni STIK-P Medan. Menjadi jurnalis sejak 2008 dan sekarang redaktur untuk portal mistar.id

Related Articles

Latest Articles