17.6 C
New York
Tuesday, September 24, 2024

Asteroid Mini Kunjungi Bumi Akhir September 2024

Jakarta, MISTAR.ID

Asteroid kecil bernama 2024 PT5 akan mengunjungi Bumi pada akhir September 2024. Disebut juga ‘bulan mini’ sementara bagi planet kita. Asteroid ini berasal dari sabuk asteroid Arjuna, yang terdiri dari bebatuan luar angkasa dengan jalur orbit yang mirip dengan Bumi. Selama dua bulan, asteroid ini akan berada dalam jarak dekat sebelum kembali ke orbit asalnya.

Carlos de la Fuente Marcos, seorang profesor dari Universidad Complutense de Madrid, menjelaskan bahwa sabuk asteroid Arjuna memiliki benda-benda yang dapat mendekati Bumi dengan jarak sekitar 4,5 juta kilometer dan kecepatan rendah sekitar 3.540 km/jam.

Beberapa dari objek ini, termasuk 2024 PT5, dapat menjadi satelit sementara Bumi ketika energi geosentrisnya berubah menjadi negatif, fenomena yang disebut sebagai ‘mini-moon’.

“Benda yang akan mengunjungi kita itu milik sabuk asteroid Arjuna, sabuk asteroid sekunder yang terbuat dari bebatuan luar angkasa dan memiliki jalur orbit yang sangat mirip dengan Bumi dengan rata-rata jarak dari matahari yaitu sekitar 150 juta kilometer,” kata Marcos, dikutip dari CNN Indonesia, Selasa (24/9/24).

Baca juga: Gempa Bumi Magnitudo 5,2 Guncang Provinsi Khorasan Utara, Iran

Mini-moon dibagi menjadi dua tipe berdasarkan durasi orbitnya. Pertama adalah mini-moon panjang, di mana asteroid mengorbit Bumi dalam satu atau lebih putaran dan dapat bertahan hingga satu tahun atau lebih. Contoh dari mini-moon panjang ini adalah asteroid 2006 RH120 dan 2020 CD3, yang langka dan hanya muncul setiap 10 hingga 20 tahun.

Tipe kedua adalah mini-moon singkat, seperti 2024 PT5, yang hanya ‘mengorbit’ Bumi dalam beberapa hari hingga bulan. Asteroid ini tidak akan menyelesaikan satu putaran penuh dan akan segera terlepas dari gravitasi Bumi. Beberapa contoh dari mini-moon singkat ini adalah 1991 VG dan 2022 NX1.

Namun, 2024 PT5 tidak dapat dilihat dengan mata telanjang karena ukurannya yang sangat kecil. Dibutuhkan teleskop berdiameter minimal 76,2 cm dengan pendeteksi CCD atau CMOS untuk dapat mengamati benda ini.

Marcos menjelaskan bahwa teleskop amatir atau teropong biasa tidak cukup kuat untuk melihat objek ini, yang hanya bisa dilihat oleh teleskop yang biasa digunakan oleh astronom profesional.

Baca juga: Asteroid Hantam Atmosfer Bumi, Terbakar di Langit Filipina

“Objek tersebut terlalu kecil dan redup untuk teleskop amatir dan teropong. Namun, objek tersebut berada dalam rentang kecerahan teleskop yang biasa digunakan oleh para astronom profesional,” kata Marcos.

Ia menambahkan, meski teleskop dengan diameter 30 inchi sudah cukup, detektor CCD atau CMOS tetap diperlukan untuk menangkap gambar asteroid ini. (cnn/hm20)

 

Related Articles

Latest Articles