Medan, MISTAR.ID
Mayoritas masyarakat Indonesia masih membaca buku. Namun pemberian ruang bagi anak-anak untuk memaknai bacaan justru dinilai menurun.
Meski demikian, salah seorang penyuluh literasi yaitu penulis dan sastrawan Hasan Al Banna, menilai ranking membaca masyarakat Indonesia tidak rendah.
Menurut Hasan, indikator literasi adalah bagaimana pembacaan dan keterbacaan seseorang terhadap suatu karya. Hal inilah yang menurutnya, belum sempurna.
“Jadi indikator yang itu yang membuat kita masih rendah. Kita sudah selesai buta huruf, kita bisa membaca ‘ruang makan’. Tapi anak-anak kita setelah bisa membaca nggak bisa memaknai yang lebih, seperti orang-orang luar,” katanya, pada Sabtu (26/10/24).
Baca juga: Indonesia Darurat Literasi, Habit Membaca dan Menulis Harus Dibentuk di Bangku Sekolah
Lebih ke bagaimana pemaknaan terhadap ‘ruang makan’, kata Hasan, itu tidak hanya sekedar pembacaan ‘ruang makan’ saja. Tapi bagaimana memproduksi ulang sehingga maknanya bisa kemudian berkembang.
“Di kamus kan nggak ada yang seperti itu. tetapi itulah tugas kita jadi literasi itu makanya kalau saya mengajar saya nggak akan mengatakan ‘literasi adalah’, enggak. Kemarin materi saya di Kabanjahe, literasi itu seumpama penemuan ulos beka buluh dari variasi warna ubi ungu, ubi kuning, ubi putih lalu kasih latarnya merah hati. Kemampuan itu yang itu yang kita rendah makanya kita sangat rendah bermain analogi,” bebernya.
Hasan juga menekankan, bahwa hal itu semua menjadi tugas bersama. Ia juga mengimbau agar peneliti tugas, akademisi turut menyuarakan dan mendokumentasikannya.
“Ya sayangnya akademisi-akademisi kita mungkin peneliti-peneliti seperti kami ya yang belum semasif itu untuk mengabarkan ini. Kawan-kawan marginal ini keren-keren cara kerja,” tutupnya.
Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001%. Artinya, hanya 1 orang yang rajin membaca dari 1,000 orang.
Berdasarkan riset yang dilakukan UNESCO pada 2022, menyatakan bahwa minat membaca di Indonesia masih berada pada peringkat ke-60 dari 70 negara. Posisi ini menyatakan, kemampuan literasi siswa Indonesia semakin rendah. (susan/hm27)