19.7 C
New York
Wednesday, August 21, 2024

Papua Nugini Jadi Negara yang Paling Banyak Memiliki Bahasa

Jakarta, MISTAR.ID

Tetangga Indonesia, Papua Nugini ternyata memiliki lebih dari 800 bahasa yang digunakan di seluruh negeri. Hal ini menjadikannya negara dengan jumlah bahasa terbanyak di dunia.

Keragaman bahasa ini sebagian besar disebabkan karena geografis yang sulit dan terisolasi, yang menyebabkan berkembangnya berbagai dialek dan budaya yang berbeda di antara sekitar 9,4 juta penduduk negara tersebut.

Dilansir dari detik, Rabu (21/8/24), selain memiliki bahasa terbanyak di dunia, negara ini juga tidak menjadi anggota Asean.

Karena disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk perbedaan geografis, sejarah, dan pengakuan internasional. Secara geografis, Papua Nugini justru lebih terkait dengan kawasan Australasia. Negara ini termasuk dalam kelompok yang mencakup Australia, Selandia Baru, dan beberapa negara Pasifik lainnya.

Baca juga: Menteri Papua Nugini Ditangkap Kepolisian Australia Terkait Penyerangan Perempuan

“Meski terletak di pulau yang sama dengan bagian timur Indonesia, posisi geografis Papua Nugini lebih dekat ke Samudra Pasifik dan lebih sesuai dengan identitas wilayah tersebut daripada Asia Tenggara,” seperti dilansir dari tirto.

Secara historis, perjalanan Papua Nugini juga berbeda dari negara-negara ASEAN lainnya. Pulau Papua dibagi menjadi dua wilayah administratif: bagian baratnya termasuk provinsi Indonesia, sementara bagian timurnya adalah Papua Nugini yang merdeka pada 1975.

Sejarah

Sejak ditemukannya pulau tersebut oleh bangsa Portugis pada 1511, Papua Nugini berada di bawah kendali berbagai kekuatan kolonial, termasuk Inggris dan Jerman, hingga akhirnya dikelola oleh Australia setelah Perang Dunia I.

Saat Indonesia merdeka dari Belanda pada 1949, bagian Papua Nugini tetap berada di bawah kekuasaan kolonial hingga negara itu meraih kemerdekaannya di bawah Persemakmuran Inggris pada 1975. Pengaruh Australia terhadap Papua Nugini sangat kuat selama periode kolonial, yang membedakannya dari sebagian besar negara ASEAN yang memiliki latar belakang kolonial Eropa lainnya.

Baca juga: Longsor di Papua Nugini, Lebih 670 Orang Diperkirakan Tewas

Papua Nugini saat ini menjadi pengamat di ASEAN sejak 1976, namun belum diterima sebagai anggota penuh. Hal ini mungkin karena perbedaan ekonomi, sosial, dan politik yang signifikan dibandingkan negara-negara anggota ASEAN lainnya.

Menurut Britannica, wilayah Papua Nugini memiliki luas sekitar 462.840 kilometer persegi, dan terdiri dari lebih dari 600 pulau dengan berbagai komunitas suku yang beragam.

Singkatnya, meskipun berbatasan langsung dengan Indonesia dan dekat dengan wilayah Asia Tenggara, sejarah kolonial, letak geografis, dan dinamika regional menjadikan Papua Nugini lebih terhubung dengan kawasan Pasifik daripada ASEAN. (berbagai sumber/hm20)

Related Articles

Latest Articles