“Kita selalu usahakan siswa kita itu bisa berbicara bahasa Korea bukan hanya sekedar bisa lulus ujian. Kendalanya selama ini dari pengalaman saya, banyak yang lulus ujian dan lulus ke Korea tetapi mereka tidak tahu berbahasa Korea,” sebutnya.
Membuka penerimaan setiap bulan, kini Pirhot memiliki sekitar 30 murid yang diajarinya bersama dua orang mentor lainnya.
“Tapi kalau untuk ujiannya, di Indonesia belakangan ini diadakan sekali setahun. Tahun ini misalnya, diadakan mulai dari bulan 3 kemarin sampai bulan 10. Pesertanya 68.000 padahal yang diterima 3.000 orang. Jadi memang Primadona Korsel itu. Karena di Asia UMR paling tinggi di Korea. Sekarang aja UMR-nya itu Rp 25 juta kurang lebih, ada bonus-bonus lagi,” tuturnya.
Baca juga : Mengusung Program G to G, LPK Hosana Korea Medan Salurkan Murid Non Skill untuk Bekerja ke Korea
Pirhot berharap agar semakin banyak yang mengenal LPK-nya dan ia dapat membantu setiap orang yang ingin bekerja ke Korea dan lebih hemat biaya karena tidak harus berangkat ke pulau Jawa lagi untuk kursus bahasa Korea.
“Belajarnya disini saja. Untuk ujiannya saja nanti baru ke sana (pulau Jawa),” tandasnya. (susan/hm18)
