“Kayak bawang, andaliman yang sekarang ini harga sudah mencapai Rp300.000/kg biasanya saya beli harganya kisaran Rp60.000/kg, bulan yang lalu masih disekitar Rp100.000/kg dan harga Rp300.000 itu biasanya sampai mendekati natal dan harganya normalnya pada bulan Februari atau Maret,” ujarnya.
Untuk mengatasi hal ini, Koad telah memprediksi bahwa kenaikan harga akan terjadi sehingga ia telah mengantisipasinya dengan menyetok bahan saat harga tinggi.
“Tidak ada masalah karena saya sudah prediksi waktu harga murah, saya beli dan disimpan kemudian dikeringkan dan di pakai. Untuk proses pembuatan sambal ini kurang lebih memakan waktu 3 jam,” jelasnya.
Baca juga : Ini Penyebab Harga Andaliman Fluktuatif Tembus Rp500 Ribu per Kg
Selain itu, lanjut Koad, untuk perhari dirinya dapat memproduksi 300 botol sambal dengan ukuran 152 ml. Sementara untuk kendala lainnya yakni kemasan botolnya yang harus dibeli di luar kota sehingga membuat proses pengemasan sambal menjadi lama.
“Saya ambilnya pabrikan di Surabaya karena botolnya impor, jadi kendalanya kalau kita pesan minimal 10 hari baru sampai. Seperti kemaren ada orderan yang cukup banyak sampai 500 botol tapi pada saat itu botolnya kosong jadi terpaksa menunggu. Karena kita juga masih UKM jadi untuk stoknya terbatas,” tandasnya. (dinda/hm18)
